NGAMPRAH– Penanganan terhadap peristiwa kebakaran yang terjadi di wilayah selatan dinilai belum begitu optimal lantaran faktor minimnya sarana prasarana yang belum memadai.
Kasus kebakaran yang menewaskan ibu dan anak di Kampung Ciangkrong RT 05/08, Dusun 4, Desa Sarinagen, Kecamatan Cipongkor, menjadi salah satu contoh dan perhatian bersama agar tidak terulang kembali dikemudian hari.
Apalagi wilayah selatan KBB ini memiliki geografis wilayah yang terdiri dari perbukitan serta gunung, turut menjadi kendala bagi petugas ketika menuju lokasi kebakaran yang berakibat respons time menjadi lambat.
“Kami memang masih kekurangan armada kendaraan pemadam dan pos damkar, khususnya di wilayah selatan yang coverage areanya sangat luas,” kata Kabid Pemadam Kebakaran pada Dinas Satpol PP dan Damkar KBB, Nanan Sunandar, Minggu (27/10).
Nanan mencontohkan, untuk kejadian kebakaran yang merenggut korban jiwa di Cipongkor, pihaknya tidak mendapatkan laporan pada saat kejadian.
Mengetahui kejadian tersebut pada saat kebakaran sudah habis menghanguskan rumah korban. Meskipun jika ada yang melaporkan, pihaknya juga belum tentu bisa datang dengan cepat ke lokasi mengingat jaraknya sangat jauh.
Kondisi tersebut menjadi sebuah ironi yang selalu dipikirkannya, agar bagaimana bisa memberikan pelayanan maksimal dalam penanganan kebakaran.
Salah satu yang sedang direncanakan, selain menambah armada kendaraan damkar, adalah dengan membangun pos damkar di daerah selatan.
Yakni yang bisa mengcover Kecamatan Gununghalu, Cipongkor, dan Rongga. Saat ini Damkar KBB baru memiliki pos di Padalarang, Cikalongwetan, Cililin, dan Lembang,
“Memang harus ditambah pos damkar dengan satu unit kendaraan pancar di daerah selatan. Kalau tidak, kasihan. Kejadian di selatan tidak akan terjangkau jika hanya mengandalkan armada dan petugas dari Pos Damkar Kecamatan Cililin,” ucapnya.
Sementara itu, Camat Gununghalu Taufik Firmansyah mengakui jika warga di wilayahnya kerap bersusah payah ketika terjadi kebakaran. Ini dikarenakan wilayah Gununghalu sejauh ini belum terjangkau petugas Damkar KBB.
Paling ketika terjadi kebakaran warga hanya melapor ke pihak RT dan RW, kemudian berupaya memadamkan api secara gotong royong dengan menggunakan peralatan seadanya. Apalagi untuk daerah yang di pelosok akses mobil damkar dipastikan tidak akan bisa masuk.