NGAMPRAH– Untuk mengefektifkan operasional sekolah di tengah jumlah siswa yang terbatas, ada enam sekolah dasar (SD) negeri di Kecamatan Lembang, yang diproyeksikan untuk digabungkan (merger) menjadi dua sekolah. Proses merger ini sekarang tengah menunggu keputusan Bupati Bandung Barat.
“Merger ini dilakukan dalam rangka meningkatkan efektivitas kegiatan di sekolah-sekolah tersebut, secara administrasi sudah selesai, tinggal menunggu SK Bupati,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pendidikan SD Kecamatan Lembang, Iing Hartawan, Kamis (24/10).
Iing menyebutkan, keenam SD yang akan dimerger tersebut, yaitu SDN 1 Lembang, SDN 7 Lembang, dan SD Inpres Lembang yang akan digabungkan menjadi SDN 1 Lembang. Lalu, SDN 1,2, dan 3 Gudangkahuripan akan dimerger menjadi SDN Gudangkahuripan.
Masing-masing dari ketiga sekolah yang akan dimerger tersebut berada dalam satu kompleks dengan jumlah siswa sekitar 1.000 orang. “Saat ini, ada 3 kepala sekolah untuk 3 sekolah. Padahal dengan jumlah siswa sekitar 1.000 orang, itu bisa ditangani 1 kepala sekolah saja,” katanya.
Iing menambahkan, penggabungan sekolah juga bisa mengatasi masalah yang kerap muncul saat penerimaan peserta didik baru (PPDB). Jika sudah digabungkan, tidak ada lagi sekolah yang diunggulkan, sehingga tidak akan ada persepsi mengenai sekolah favorit.
Para guru yang sekolahnya digabung juga bisa bersama-sama mengajar di sekolah tersebut. Apalagi, saat ini jumlah guru berstatus aparatur sipil negara di setiap sekolah masih minim.
Menurut Iing, di Lembang sebenarnya ada 16 SD negeri yang diproyeksikan untuk merger. Hal itu akan dilakukan secara bertahap. “Saat ini baru 6 sekolah yang sudah siap merger. Kalau total SD negeri di Lembang ada 62 sekolah dengan jumlah siswa sekitar 18.500 orang,” ujarnya.
Sementara itu, kata Iing, SDN 3 Gudangkahuripan yang beberapa waktu lalu rusak akibat kondisi bangunan yang sudah rapuh kini sudah diperbaiki. Para siswa bisa kembali belajar di sekolahnya di mana sebelumnya menumpang di sekolah lain.
“Sekolah itu sekarang sudah beres diperbaiki dengan anggaran pemerintah daerah. Kami juga terus monitor sekolah-sekolah lainnya yang butuh perbaikan,” tuturnya.
Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) SD pada Dinas Pendidikan KBB, Asep Nirwan membenarkan, sejumlah SD tengah diproyeksikan untuk merger karena minim siswa, termasuk sekolah-sekolah di Lembang. Sekolah-sekolah yang satu komplek ini rata-rata hanya memiliki 20 siswa per rombongan belajar.