BANDUNG-DPRD Kota Bandung pesimistis Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tidak mencapai target. Hal ini disebabkan pengalihan penerbangan Bandara Internasional Husein Sastranegara Kota Bandung ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.
Ketua DPRD Kota Bandung Teddy Rusmawan mengaku khawatir PAD Kota Bandung anjlok dengan pengalihan penerbangan itu.
Dia menjelaskan, aktivitas di Bandara Internasional Husein Sastranegara Kota Bandung saat ini mulai sepi setelah dialihkan ke Bandara BIJB Kertajati.
“Sekarang yang banyak dikeluhkan PAD pemkot akan berkurang dan ini mengkhawatirkan sekali setelah Bandara itu dialihkan, saya melihat penumpang sudah sepi,” ujar Tady, kemarin.
Tedy menyebut, sepinya aktivitas penumpang di Bandara Kota Bandung lantaran tak ada lagi tujuan penerbangan dari luar daerah. Hal ini kata Tedy, berdampak pada kunjungan tourism ke Bandung.
“Seperti perhotelan, kunjungan wisata dan lain-lain mulai menurun drastis akibat peralihan Bandara tersebut. Jadi menurut informasi penerbangan dari Bandung ke luar daerah khususnya ke Jawa enggak ada, semua harus transit, termasuk dari luar Jawa ke Bandung harus transit sehingga ini berdampak pada okupansi perhotelan, tourism dan lain sebagainya,” paparnya.
Oleh sebab itu, pihaknya kata Tedy, berharap Pemerintah Provinsi Jabar agar jeli menyikapi hal itu.
“Jadi Bandung yang dulunya dikenal dengan tempat seminar, wisatawan, sekarang dirasakan penurunannya, informasinya justru pindah ke Yogyakarta. Maka kami berharap pemerintah provisi bijaksana melihat kondisi ini,” harapnya.
Meski sejumlah pihak pesimis dengan wisatawan yang akan berkunjung ke Kota Bandung lantaran peralihan Bandara Husein Sastranegara ke Bandara BIJB Kertajati , justru Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung optimis kunjungan wisatawan masih normal.
Kepala Disbudpar Kota Bandung, Dewi Kaniasari optimis bahwa Kota Bandung tetap banyak dikunjungi wisatawan. Walaupun ada pengalihan sejumlah penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara ke Bandara BIJB Kertajati.
Pihaknya kini telah menyiapkan sejumlah strategi agar jumlah wisatawan tetap meningkat. Mengingat Kota Bandung telah dikenal sebagai kota wisata.
“Kota Bandung sudah punya nama, maka kita harus tetap optimis. Seperti meningkatkan pelayanan dunia pariwisata, baik pelayanan secara fisik maupun nonfisik. Termasuk pembinaan SDM-nya, sertifikasi dan standarisasi, juga inovasi produksi wisata,” ucapnya.