CIMAHI – Sebanyak 2.765 Kepala Keluarga (KK) dengan total 9.371 jiwa di Kota Cimahi terdampak kekeringan sepanjang kemarau tahun ini. Data itu direkap Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi sampai September 2019.
Jumlah terdampak kekeringan tersebar di tiga kecamatan se-Kota Cimahi. Di Kecamatan Cimahi Utara, total ada 651 KK dan 2.277 jiwa yang terdampak. Di Kecamatan Cimahi Tengah ada 928 KK dengan 3.308 jiwa.
”Kemudian di Cimahi Selatan itu paling banyak yang terdampak. Ada 1.190 KK dan 3.785 jiwa,” terang Sekretaris BPBD Kota Cimahi, Ajat Sudrajat, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (6/10).
Sebagai upaya penanganan kekeringan seperti kesulitan air bersih, BPBD bekerja sama dengan instansi terkait seperti Unit Pelaksana Teknis (UPT) Air Minum serta Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Cimahi rutin melakukan distribusi air bersih ke daerah terdampak.
Sampai akhir September 2019, tercatat total sudah 1.741.000 liter air yang didistribusikan kepada daerah yang mengajukan permohonan bantuan air. Rinciannya, untuk Cimahi Utara sebanyak 542.000 liter air, Cimahi Tengah 470.000 liter air dan 679.000 liter air.
”Kemudian kita juga distribusikan ke sekolah yang memang ada yang terdampak kekeringan,” kata Ajat.
Menurutnya, bencana kekeringan tidak hanya berdampak terhadap kesulitan air bersih saja, tapi juga totok hotspot atau titik panas yang meningkat. Akibatnya, kebakaran seperti pada alang-alang di lahan kosong selalu terjadi.
”Kemarin juga lahan kosong di Cipageran kebakaran. Meski jauh dari warga tapi itu membuktikan titik panas musim kemarau ini meningkat,” ujarnya.
Dikatakannya, musim kemarau tahun ini tergolong panjang. Menurut rilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), perkiraan musim kemarau akan berakhir hingga Oktober ini.
”Saya sudah sharing dengan BMKG terkait dengan curah hujan. Sekarang udah masuk pancaroba, peralihan kemarau ke musim hujan. Ada potensi hujan gerimis,” katanya.
Terpisah, Kepala UPT Air Minum pada Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Kota Cimahi, Dede M Asrori menyebutkan, stok air yang dikelola pihaknya masih sangat aman untuk membantu kebutuhan masyarakat yang terdampak kekeringan.
”Airnya masih aman. Malah produksi airnya ada peningkatan lima persen,” ucap Dede.