Warga Adat Cireundeu Rayakan Tutup Taun Saka Sunda

CIMAHI – Pemecahan kendi di gerbang kampung oleh Wali Kota Cimahi, Ajay Muhamad Priatna, mengawali peringatan seren taun atau tutup taun 1952 saka ngemban taun 1953 saka Sunda di Kampung Adat Cireundeu Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi, Sabtu (28/9).

Kegiatan yang dilakukan setiap tahun dalam rangka melestarikan dan mengembangkan adat budaya, termasuk seni budaya Sunda baik cerita rakyat, tradisi, adat, bahasa atau yang berbentuk alam yang berada di wilayah Kampung Adat Budaya Cireundeu yang sudah masuk ke dalam Heritage ini juga sebagai syukuran Tahun Baru Saka Sunda.

Ajay M. Priatna mengatakan, suatu kebanggan tersendiri bagi masyarakat Cimahi, khususnya warga adat Cireundeu yang bisa melestarikan budaya.

”Sungguh merupakan kebahagian karena setiap tahunnya masyarakat Cireundeu  dapat memperingati acara seperti ini,” kata Ajay dalam sambutannya.

Menurutnya, kelestarian ini harus tetap dijaga. Terlebih saat ini Kampung Adat Cireundeu merupakan objek Inovasi Kota, yaitu Goastral Diplomacy yang diikutkan dalam TOP 99 Sinovik dan memperoleh Penghargaan Peringkat 35 nasional.

” Fokus inovasi ini adalah mengedepankan nilai kearifan lokal Kampung Adat Cireundeu agar dapat terus eksis dimasa yang akan datang,” ujarnya.

Dia menjelaskan, masyarakat Cireundeu sudah bisa mengangkat seni budaya yang ada di Indonesia khususnya adat budaya Sunda seperti Angklung Buncis, Karinding, Wayang Golek, Reog, Kaulinan Urang Lembur dan Jurit Malam di Bukit Salam.

”Itu semua bisa dipromosikan kepada wisatawan. Sekarang di Cireundeu juga sudah ada homestay, dengan memanfaatkan rumah untuk penginapan wisatawan, sekarang sudah ada sekitar 18 rumah yang dijadikan homestay,” jelasnya.

Acara seren tahun sendiri merupakan acara penutup tahun dan sambutan untuk tahun yang akan datang. Secara perhitungan kalender saka sunda, tahun ini sudah menginjak tahun 1953. Acara ini biasa dilakukan pada tanggal 1 Sura.

Inti dari acara seren tahun ini sendiri adalah manifestasi syukuran kepada Yang Maha Kuasa. Oleh karenanya, dalam acara ini berbagai macam sesajen hasil bumi turut disediakan dalam proses upacara. Maka mulai dari gerbang hingga pusat upacara, berbagai hasil bumi dijadikan hiasan. Uniknya semua orang boleh mengambil dan menikmatinya.

Tinggalkan Balasan