Bakal Bangun Tanggul Sementara

CIMAHI – Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi menyatakan kesiapannya dalam menghadapi musim hujan tahun ini terutama untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya banjir. Dan wilayah Melong, Cimahi Selatan masih menjadi atensi utama sebab merupakan wilayah langganan banjir ketika musim penghujan.

Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Kota Cimahi menyatakan, pihaknya sudah melakukan berbagai persiapan guna meminimalisir berbagai kemungkinan terjadinya banjir. Seperti dengan pemeliharaan sejumlah aliran sungai, pengambilan sampah di sungai-sungai hingga pemasangan kirmir.

”Kita lakukan terus pemeliharaan rutin. Pemasanagan kirmir sedang berjalan, sudah sekitar 90 persen,” katanya saat ditemui di Komplek Perkantoran Pemkot Cimahi, Jalan Demang Hardjakusuma, Kamis (19/9).

Selain itu, lanjut Nur, pihaknya juga bakal membangun tanggul sementara di sekitar aliran sungai yang mengalir ke wilayah Melong.

”Khususnya di RW 01 dan 02 yang memang merupakan wilayah terdampak banjir dan menjadi langganan setiap musim penghujan,” ucapnya.

Nur menjelaskan, tanggul sementara itu berfungsi untuk menahan air dari luar aliran sungai yang menuju Melong. Jadi, tegas dia, aliran Sungai Cilember hingga Melong nantinya khusus untuk menghantarkan air dari hulu ke hilir yakni Melong.

”Sifatnya tanggul sementara, dibangunnya tahun ini. Jadi salurannya nanti khusus untuk mengirimkan air dari hulu. Jadi nanti gak ada air yang dibuang, selain air dari hulu,” jelasnya.

Menurutnya, pembangunan tanggul sementara itu sebagai opsi sementara untuk mengurangi debit air ke hilir. Sebab, solusi prioritas yakni pelebaran saluran air di Cigugur Tengah dan Melong hingg kini belum terwujud.

”Kalau proses pelebaran itu jalan terus,” ujarnya.

Untuk pemeliharaan sungai dari berbagai masalah, lanjut Nur, pihaknya mengandalkan Tim Kecebong yang berjumlah sekitar 30 orang. Mereka secara rutin terus melalukan pembersihan seperti Sungai Cilember, Sungai Cibeureum, Sungai Cimahi, dan Sungai Cisangkan.

”Tim Kecebong, terbatas anggotanya. Kami memaksimalkan 30 orang anggota untuk pengerukan sedimen di tiga kecamatan,” terang Nur.

Dia mengungkapkan, tugas dari Tim Kecebong sendiri hanya sebatas pada pembersihan dan pengangkatan sampah tanpa mengeruk secara menyeluruh.

”Tugasnya hanya menjaga sungai yang sering terjadi sedimentasi, mereka mengeruk dan mengangkut ke pinggir sungai agar tidak terjadi pendangkalan. Kita angkut sampah tersebut ke pinggir dan nanti pihak LH yang mengangkut untuk dibuang ke TPA,” pungkasnya.(mg3/ziz)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan