CIMAHI – Tiga sekolah menjadi pilot project Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dari program Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi.
Ketiga sekolah atau madrasah tersebut adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN) Melong Mandiri 1 di Kelurahan Melong, SD Budhi Karya di Kelurahan Cigugur Tengah, dan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 10 di Kelurahan Cibabat.
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Cimahi, Rezza Rivalsyah Harahap mengatakan, pembuatan sekolah aman bencana merupakan salah satu upaya pengurangan resiko kecelakaan akibat bencana. Sehingga SPAB sangat penting dilakukan.
”Selama ini memang belum pernah ada. Jadi tiga sekolah ini sebagai percontohan,” ujar Rezza, di Kantor BPBD Jalan Cihanjuang Kota Cimahi, Senin (9/9).
Menurutnya, penunjukan tiga sekolah tersebut berdasarkan rekomendasi dari Dinas Pendidikan (Disdik). Dimana sekolah tersebut mewakili kelurahan masing-masing.
”Di SPAB ini, kita bentuk tim evakuasi yang bertanggungjawab melakukan penanggulangan bencana, terutama cara menggiring warga sekolah ke titik evakuasi,” ujarnya.
Dijelaskannya, khusus ditingkat SD, pihaknya membentuk anggota tim evakuasi yang terdiri dari guru, komite sekolah, penjaga sekolah, pihak keamanan, pedagang sekitar sekolah, serta masyarakat. Sedangkan di tingkat SMP, turut melibatkan siswa yang bertanggungjawab terhadap evakuasi sejak di dalam kelas.
”Prioritas yang dilindungi itu siswa sekolah. Jangan sampai mereka panik, apalagi kalau guru yang panik justru bisa menyebabkan jatuhnya korban. Kalau di SMP melibatkan siswa, karena secara usia sudah mampu menangani pengurangan resiko bencana,” jelasnya.
Dia mengungkapkan, hal yang paling mendasar dan wajib dimiliki tim evakuasi adalah harus mengetahui kemana jalur untuk membawa warga sekolah ke titik evakuasi atau titik kumpul.
”Biasanya titik kumpul itu berupa lapangan terbuka. Jadi saat ada kode evakuasi, tim ini harus tahu kemana mengarahkan warga sekolah, pasti lewat tangga tapi pembagiannya harus pas, jangan di satu titik penuh tapi titik lain kosong. Mereka juga tidak boleh panik,” ungkapnya.
Selain membentuk tim evakuasi, lanjut Rezza, pihaknya juga bakal memfasilitasi pemasangan rambu kebencanaan sesuai alur Standar Operasional Prosedur (SOP) serta penyediaan ambulans kelurahan. Sebab, sejauh ini belum banyak sekolah yang pasang rambu kebencanaan, padahal itu sangat penting.