Pencapaian Kinerja Satu Tahun

Kehadiran BUMDes tidak hanya diharapkan membuat roda ekonomi desa berputar semakin cepat, tetapi juga potensi desa dapat dimaksimalkan untuk kesejahteraan masyarakat.

 

Desa Digital

Soal digitalisasi layanan desa, ada 600 wifi terpasang – lokasi pemasangan dominan di desa-desa blank spot atau desa tidak memiliki koneksi internet sama sekali. Jika koneksi internet desa baik, program lainnya yang berkaitan dengan layanan publik dan arus informasi, seperti Sapa Warga, dapat terealisasi.

Di sektor perikanan, 1.039 kolam yang menggunakan teknologi smart auto feeder. Lewat teknologi itu, memberi pakan ikan bisa menggunaka gawai. Hal tersebut membuat panen bisa naik dari dua menjadi empat kali dalam setahun. Persentase pendapatan pun melonjak sekira 30 sampai 100 persen. Dengan koneksi internet yang lancar, pemasaran ikan pun dapat dilakukan secara online.

 

Gerakan Membangun Desa (Gerbang Desa)

Pembangunan infrastruktur pun gencar dilakukan di desa, seperti Jantung Desa. Pada 2019, DPM-Desa Jawa Barat akan membangun 23 Jantung Desa yang tersebar di beberapa Kabupaten. Jantung Desa dibangun untuk mempermudah akses sekolah dan memperbaiki konektivitas antar desa.

Pemdprov Jawa Barat pun telah meluncurkan Mobil Aspirasi Kampung Juara (Maskara). Mobil yang akan disebar ke 126 desa itu dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan masyarakat desa. Misalnya, mengangkut hasil pertanian atau perkebunan. Selain itu, Maskara bisa memutar film karena dilengkapi dengan layar besar.

Terealisasinya sederet program tersebut menunjukkan bahwa pembangunan desa di Jawa Barat sudah dalam koridor tepat. Sehingga, pada empat tahun ke depan, target menjadikan desa sebagai center of development dan center of budgeting bisa terwujud.

 

One Pesantren One Product (OPOP)

Ketimpangan kemiskinan antara pedesaan dan perkotaan tidak hanya dituntaskan melalui Desa Juara, tetapi juga program-program yang menyasar pesantren. Di bawah kepemimpinan Emil-Uu, Pemdaprov Jawa Barat memerhatikan kesejahteraan dan keberlangsungan pesantren di Tanah Pasundan.

Program One Product One Pesantren (OPOP) menjadi salah satu upaya Pemdaprov Jawa Barat untuk menjadikan pesantren sebagai pusat ekonomi keumatan. Dengan adanya kegiatan ekonomi, pesantren tidak akan mengandalkan iuran santri dan sumbangan dalam menggelar proses pendidikan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan