Karena pertimbangan tersebut, Pusakata diundang dalam satu program bedah karya yang disulap menjadi format persidangan. Pusakata akan diadili di Pengadilan Musik edisi ke-35 yang disinyalir menjadi satu hal baru bagi dirinya, dimana Is diminta mempertanggungjawabkan karyanya di hadapan banyak orang.
Is dengan ciri khas pada rambutnya itu harus merasakan menggunakan seragam berwarna hitam garis kuning sebagai ciri bahwa dirinya itu terdakwa dan merasakan duduk di kursi panas Pengadilan Musik DCDC.
Is diadili di Pengadilan Musik pada Kamis malam, (29/8), di Kantin Nasion RumahThe Panas Dalam, Jalan Ambon Nomor 8A, Bandung.
Dalam sidang kali ini Pusakata diadili di Pengadilan Musik dengan dua Jaksa Penuntut Umum Budi Dalton dan Pidi Baiq. Untuk pembela di tempati oleh Yoga (PHB) Dan Ruly Cikapundung dan PengadiIan dipimpin oleh seorang Hakim yaitu Man (Jasad) dan persidangan diatur oleh Eddi Brokoli sebagai Panitera.
Uwie Fitriyani ATAP Promotions, mengatakan DCDC pengadilan musik episode yang ke-35 menjadikan pertanyaan setiap orang. Kenapa DCDC tidak menghadirkan musik dengan genre metal?
Malah menghadirkan Pusakata sebagai terdakwa di DCDC kali ini. Berbeda dengan DCDC sebelumnya-sebelumnya.
“Kita tidak pernah mengklaim bahwa DCDD itu khusus metal, kebetulan saja saat itu ada projek dari temen-temen dan kebetulan genrenya metal,” katanya di lokasi.
Menurutnya untuk yang menghadirikan Pusakata itu butuh proses yang sangat panjang. Pasalnya mas Is itu tinggal di luar Kota Bandung dan sangat sulit untuk menentukan waktu yang tepat untuk kedua belah pihak.
“Mendatangkan pusakata itu dengan berbagai pertimbangan yang lumayan agak panjang, request dari baik dari temen yang di luar kota atau dalam kota, kita sangat sulit menentukan untuk waktunya, dari proses yang panjang akhirnya menemukan waktu yang pas,” tuturnya.
Dirinya mengungkap untuk antusias penonton kali ini sangat berbeda dengan penonton DCDC sebelumnya. Biasanya penonton yang hadir itu dari fans yang jadi terdakwa yang diadili di Pengadilan Musik DCDC ini.