NGAMPRAH– Untuk memudahkan pencarian korban dalam menghadapi berbagai ancaman bencana alam, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat (KBB) telah membentuk komunitas relawan terlatih secara khusus.
Dibentuknya relawan terlatih dilakukan, mengingat wilayah KBB menjadi salah satu daerah yang memiliki risiko bencana tinggi di Jawa Barat. Bencana yang sering mengintai di antaranya longsor, pergerakan tanah, kekeringan, gunung berapi, gempa bumi dan kebakaran lahan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada BPBD KBB, Agus Rudianto mengungkapkan, dibentuknya tim relawan ini bertujuan untuk membantu petugas BPBD dalam menghadapi berbagai ancaman bencana.
Dia menyebutkan, saat ini terdapat lebih dari 60 kelompok relawan yang sudah terbentuk di seluruh wilayah KBB. “Kami membentuk tim relawan agar bisa terbantu saat nanti pencarian korban ketika terjadi bencana.
Sudah banyak sebetulnya, di Kecamatan Lembang saja banyak. Tapi kami belum hitung semua total kekuatannya,” kata Agus saat ditemui dalam acara temu relawan kebencanaan di Lembang, Rabu (28/8).
Berbagai kegiatan pra bencana rutin diadakan kelompok relawan, seperti gladi simulasi bencana. Agus menerangkan, menurut Undang-Undang ada aturan bahwa tempat berhimpun relawan yaitu melalui forum pengurangan resiko bencana, yang dibentuk mulai dari tingkat Nasional, Provinsi hingga Kabupaten/Kota.
“Sebetulnya untuk tingkat Kabupaten sudah pernah dibentuk, cuma belum berjalan dengan baik. Jadi mungkin, sekarang ada inisiatif dari komunitas sekitar Lembang untuk membentuk lagi. Kami tidak akan membatasi, yang penting sesuai aturan yang berlaku,” katanya.
Menurutnya, modal seorang relawan tidak hanya sekadar memiliki semangat menolong, tapi juga harus dibekali keahlian dan kemampuan agar mengerti apa yang harus dilakukan, baik pada saat pra, terjadi maupun pascabencana.
“Mungkin saja ada relawan yang ingin membantu korban bencana, tetapi belum memiliki keahlian mumpuni. Tapi intinya, peran relawan sangat penting, membantu sekali,” ujarnya.
Salah satu anggota Komunitas Relawan Endog Lini, Ana Jostiana mengaku, selain menjadi ajang silaturahmi acara temu relawan kebencanaan di wilayah Lembang, juga dimanfaatkan untuk membentuk wadah relawan yang lebih besar.