SOREANG – Untuk mengangkat popularitas Kopi Kabupaten Bandung ke tingkat Internasional, Dinas Pertanian (Distan) akan menggelar 3rd Bandung Coffee Festival 2019. Event tersebut, akan memamerkan produk kopi unggulan asal Kabupaten Bandung, Jabar dan kompetisi Indonesian coffee master.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Tisna Umaran mengatakan, melalui event bandung coffee festival diharapkan bisa mengangkat popularitas kopi asal Kabupaten Bandung. Selain itu, event tersebut juga harus dijadikan momen oleh semua petani kopi untuk meningkatkan wawasan dalam menguji cita rasa kopi yang diproduksi.
”Festival kopi ini, akan digelar pada 23-25 Agustus 2019 di Festival Citylink Mall, Kota Bandung. Dalam acara ini, bukan hanya memperlihatkan kopi yang sudah jadi. Melainkan, benih kopi dari beberapa petani kopi pun turut dipamerankan,” kata Tisna saat ditemui di Soreang, Senin (19/8).
Menurut Tisna, kegiatan tersebut sebagai upaya memperkenalkan kualitas kopi kabupaten Bandung. Pasalnya, pemerintah Kabupaten Bandung melalui Dinas Pertanian ingin memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk memasarkan biji kopi buatannya.
”Pertanian kopi di Kabupaten Bandung dimulai sejak masa rintisan pada 2003-2006. Saat itu kami gencar memperkenalkan kopi sebagai komoditas unggulan pengganti tanaman hortikultura yang banyak merambah hutan dan kebun,” jelasnya.
Tisna mengaku, dalam tiga tahun terakhir, luas tanam kopi di Kabupaten Bandung semakin luas hingga mencapai 1.000 hektar. Padahal, katanya, pihaknya sering mendapat cibiran dan tertawaan dari berbagai kalangan terutama petani. Soalnya kopi diragukan bisa mengganti hortikultura yang lebih cepat dipanen dan mendatangkan pendapatan bagi petani.
”Seiring waktu, program tersebut akhirnya berbuah hasil manis hingga kopi Kabupaten Bandung masuk golongan spesialty dengan berbagai rasa ciri khas, Caramelly, floral, rasa lemony, bahkan ada juga rasa gula aren,” akunya.
Tisna menjelaskan, kopi Kabupaten Bandung saat ini sudah diterima pasar lokal dan Internasional. Bahkan, harga kopi Kabupaten Bandung terbilang tinggi dibandingkan dengan pasar kopi dunia. ”Kalau sudah menguasai uji cita rasa, petani bisa memiliki posisi tawar yang lebih tinggi. Ketika kopi mereka dinyatakan kualitas rendah, mereka bisa berargumen melalui uji cita rasa,” tuturnya.