Pasokan Pupuk Bersubsidi Terdampak Covid-19

SOREANG – Anjloknya harga komoditas sayuran di tingkat petani Kabupaten Bandung, mendorong Dinas Pertanian (Distan) memutuskan membeli sayuran hasil panen petani dengan harga yang relatif tinggi.

Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Tisna Umaran, menurutnya, setelah membeli sayuran tersebut, pihaknya nanti menjual kembali dengan cara subsidi. Artinya, sayuran dari petani tersebut dijual dengan sistem paket. ”Kami beli sayuran dari petani yang harganya anjlok sekali. Nanti baru kami kemas lalu jual kembali dengan sistem paket,” kata Tisna belum lama ini.

Tisna menjelaskan, anjloknya harga sayuran di tingkat petani Kabupaten Bandung cukup parah. Beberapa waktu lalu, harga tomat bahkan menyentuh kisaran Rp500 per kilogramnya. Hal tersebut, tentu memicu kerugian bagi para petani. ”Anjloknya harga sayuran ini dipicu karena produksinya yang sangat melimpah. Sehingga ada penurunan harga. Penurunannya pun cukup signifikan,” jelasnya.

Menurut Tisna, paket sayuran yang dijual kembali pembelian dari petani setidaknya berisi tujuh jenis sayuran. Untuk harganya, dijual senilai Rp15.000 per paket. Kendati demikian, kata dia, harga tersebut masih tergolong murah dibanding membeli di pasar induk. ”Kalau di pasar induk, dengan jenis sama dan jumlah sama, harganya bisa mencapai Rp30.000,” akunya.

Hal yang sama dikatakan Kepala Bidang Sapras Yayan Agustian, menurutnya karenakan sayuran dibeli langsung dari petani, sehingga memiliki harga jauh lebih murah. ”Setiap hari ada 1.000 paket yang dijual melalui gerakan tersebut. Karena animo masyarakat cukup tinggi, pembelian harus dipesan dulu melalui nomor 081321098060,” ujarnya.

Menurut Yayan, dalam membantu keluhan akan kerugian para petani. selain membeli produk pertanian, pihaknya juga memberikan bantuan pupuk subsidi kepada pelaku petani yang sudah memenuhi kriteria penerima pupuk bersubsidi.

”Ada beberapa persyaratan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi dari pemerintah, diantaranya terdaftar dikelompok petani yang dibawah binaan Distan juga memiliki lahan garapan maksimal dua hektare. Penyalurannya sesuai data yang kami terima dari pemerintah pusat melalui Pemprov Jabar,” akunya.

Yayan menjelaskan, penyaluran pupuk subsidi tahun ini terkendala pandemi. Hal tersebut, terlihat dari jumlah pasokan yang diterima oleh pihaknya, kalau dilihat dari data pengajuan tahun lalu, kouta yang kami terima hampir berkurang 50 persen.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan