Memasuki Hotel Flyzoo ini hati saya terbelah. Antara kecewa dan kagum. Kecewa karena: tidak semodern yang saya bayangkan. Kesan pertama saya ‘ini hotel bintang tiga’. Bukan hotel mahal. Tarifnya ternyata memang jauh lebih murah dari Shangri-La: sekitar Rp 1 juta/malam.
Pilihan lokasinya juga mirip ‘city hotel’. Mepet jalan. Hanya ada taman kecil di depannya. Yang beberapa orang bercelana pendek duduk di situ. Memanfaatkan bocoran wifi dari hotel itu.
Entrance Flyzoo juga sangat sederhana. Begitu juga saat masuk ke lobinya. Untung ada layar selebar tembok. Menampilkan graphics art. Permainan layar. Perhatian pun langsung tertuju ke layar itu.
Selebihnya hanya ruangan kosong. Bahkan gordennya terganggu rak besar yang ditempatkan mepet gorden itu.
Hanya ada seorang petugas di lobi itu. Wanita muda. Berseragam hotel. Tugasnya berdiri. Tidak ada meja atau kursi untuknya. Hanya untuk siapa tahu: ada tamu yang perlu dibantu.
“Check-in di sana,” katanya. Sambil menunjuk ruangan kecil di sisi kanan lobi. Di situ ada delapan komputer berdiri. Tamu harus check-in sendiri di komputer itu.
Saya menghadapi persoalan besar: slot yang ada hanya untuk KTP orang Tiongkok. Tidak ada slot untuk pemeriksaan paspor orang asing.
Saya gagal check-in.
Manusia harus turun tangan. Manusia yang satu tadi.
Komputer tidak disiapkan untuk benar-benar bebas bantuan.
Padahal begitu menghadap komputer itu, harusnya semua beres: kartu identitas tersimpan. Retina mata kita juga terekam.
Dari ruang check-in itu saya menuju lift. Melalui koridor panjang. Yang sama sekali tidak mengesankan modern. Bahkan pintu-pintu di koridor itu seperti pintu gudang. Sangat tidak sinkron dengan zoo yang fly.
Hampir saja saya membatalkan tinggal di Flyzoo. Tapi saya kan harus menulis untuk DI’s Way. Meski tidak bersumpah. Maka saya tabahkan hati. Menginap di situ.
Di depan pintu lift saya juga harus memencet tombol naik. Seperti di lift biasa. Tidak otomatis. Di dalam lift pun harus memencet tombol ke lantai berapa.
Hanya saja lift itu tidak mau menutup. Kalau mata kita tidak menghadap layar. Yang di sebelah layar itu terdapat kamera. Yang merekam retina mata kita.