NGAMPRAH– Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) 2019 menjadi bidikan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Bandung Barat untuk menyosialisasikan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Melalui kegiatan ini, para siswa diharapkan dapat terhindar dari bahaya narkotika.
Kepala BNN KBB Sam Norati Martiana menjelaskan, sosialisasi melalui momentum MPLS ini dinilai sangat efektif agar para siswa memahami soal bahaya narkoba. Sebab, potensi narkoba masuk sekolah sangat tinggi.
Kegiatan itu juga, kata dia, terselenggara atas kerja sama dengan beberapa sekolah. Pada hari pertama masuk sekolah, para siswa diberikan pemahaman secara menyeluruh mengenai bahaya penyalahgunaan narkotika.
“Sudah banyak paktanya narkotika menjerat para pelajar baik tingkat SMA maupun SMP. Makanya, sosialisasi ini penting agar para pelajar tidak sampai terjerumus ke sana,” ujar Sam di Ngamprah, Selasa (16/7).
Sam mengutarakan, kegiatan tersebut sudah digelar di beberapa sekolah, di antaranya SMPN 2 Batujajar, SMP negeri di Cihampelas serta SMK di Cipatat. Para pelajar menyambut sosialisasi tersebut dengan antusias yang menunjukkan keingintahuan mereka mengenai bahaya narkotika.
“Kami sampaikan sosialisasi ini dengan interaktif dan menarik, sehingga para siswa baru juga antusias. Banyak di antara mereka yang bertanya seputar bahaya narkotika ini,” tuturnya.
Menurut Sam, para pelajar cukup rentan terjerumus bahaya narkotika akibat faktor lingkungan dan rasa penasaran yang tinggi. Jika tidak diantisipasi, mereka akan mudah tergiur dan terbawa praktik penyalahgunaan narkotika yang pada akhirnya bisa menyebabkan ketergantungan bahkan berujung kematian.
Baru-baru ini, lima pelajar asal Kabupaten Bandung Barat menjalani rehabilitasi akibat mengonsumsi tembakau gorila. Mereka diciduk petugas Badan Narkotika Nasional setempat setelah kedapatan menggunakan salah satu jenis narkoba tersebut.
“Para pengguna tembakau gorila tersebut merupakan pelajar SMA dan SMP berusia di bawah 17 tahun. Mereka mendapatkan narkoba tersebut dari daerah sekitar. Namun, jumlah tembakau yang mereka miliki tidak begitu banyak,” katanya.
Sam menambahkan, pihaknya tahun ini menjalankan program Sekolah Bersih Narkoba (Bersinar) di 15 SMP. Sejumlah sekolah tersebut dinilai memiliki kepedulian tinggi untuk mengampanyekan antinarkoba. Dengan program ini, institusi tersebut ditargetkan lebih aktif lagi dalam menyosialisasikan P4GN kepada masyarakat.