NGAMPRAH– Dorongan untuk mendirikan Pasar Induk Sayuran di kawasan Lembang semakin kencang. Hal itu diperkuat dengan daerah yang dikenal sebagai produsen hortikultura sejak dulu. Pasar ini juga sekaligus untuk mengakomodasi melimpahnya sayuran hasil panen ratusan petani di wilayah Lembang dan sekitarnya yang saat ini masih belum terserap maksimal.
“Hasil sayuran kita ini justru dijual di luar Lembang. Padahal lebih bagusnya kita memiliki pasar induk sendiri sehingga bisa mewadahi para petani sayuran juga di sini,” kata Inisiator Pasar Sentra Sayuran Lembang Totoh Gunawan, di Lembang belum lama ini.
Diakuinya selama ini petani sayuran di Lembang sempat dipusingkan untuk menjual hasil panennya. Bahkan ratusan petani kecil sering tidak memiliki daya tawar terhadap harga sayurannya.
Persoalan itu terpecahkan dengan adanya Pasar Sentra Sayuran Lembang sejak setahun lalu. Namun ke depan dengan berkembangnya sektor pertanian di KBB, harus diimbangi dengan keberadaan pasar induk sayuran.
Dia berharap hal ini jadi pemikiran dan perhatian Pemda KBB. Sebab pertanian menjadi salah satu sektor yang mampu menyerap tenaga kerja cukup banyak.
Pemerintah harus hadir mendampingi dalam pelatihan petani, pembinaan UMKM pertanian, dan memfasilitasi terbentuknya koperasi petani Lembang seperti Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang yang maju dan berkembang menjadi koperasi skala nasional.
“Tentu harus ada dukungan kebijakan dari pemerintah. Misalnya melalui Dinas Koperasi dan UMKM atau Diskominfo dalam mendukung jaringan karena ke depan tidak menutup kemungkinan komoditas sayur ini dijual secara online,” ujar dia.
Asep Cahyadinata, salah seorang tokoh masyarakat Lembang, sangat mendukung Lembang memiliki pasar induk sayuran. Keberadaan pasar tersebut bisa membuat petani di Lembang menjadi lebih sejahtera.
“Dengan dijual di tempat sendiri itu berarti mewadahi para petani sayuran untuk lebih berkembang di daerahnya sendiri. Dan ini juga bakal menguntungkan warga lokal di Lembang ini,” tandasnya. (drx)