BANDUNG – Pengembangan Konsep Segitiga Rebana (Cirebon-Ketajati-Patimban) yang dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil dikhawatirkan akan menggerus lahan pertanian di Jawa Barat.
Pengamat Ekonomi Universitas Padjajaran (Unpad) Profesor Yayan Satyakti mengatakan, pengembangan kawasan segitiga rebana kemungkinan akan menggerus terhadap produktivitas ketahanan pangan jika tidak ada perencanaan matang.
Dia mengungkapkan, berdasarkan pemetaan satuan-satuan wilayah konsep kawasan industri Segitiga Rebana akan memakan total 52 juta hektar lahan. Sehingga akan ada puluhan juta ton padi hilang.
’’ Ini harus dipikirkan bagaimana mengatasinya. Kita harus memberikan kompensasi akibat dampak dari pembangunan industri. Sehingga kebutuhan pangan di wilayah segitiga Rebana tidak hilang dengan mengusung konsep eco industri,’’ Kata Yayan dalam acara seminar belum lama ini.
Dia menuturkan, segitiga Rebana sudah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang memiliki potensi ekonomi besar melalui pengembangan Aerocity dan Aerotropolis dan pengembangan industri kedirgantaraan.
Menangapi hal ini Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa Barat Hendy Jatnika memastikan, pengembangan segitiga rebana tidak akan terlalu menganggu ketahanan pangan. Sebab, pengembangan KEK sebelumnya akan dilakukan kajian lebih mendalam.
Dia menyebutkan, saat ini luas lahan baku sawah saat ini, menurut data BPS ada 930.000 Ha Lebih. Di antaranya berada di Kabupaten Subang 84,000 Ha, Kab Indramayu 116,000 Ha, Majalengka 50.000 Ha dan Cirebon 52.000 Ha. Namun, kawasan yang direncanakan untuk Kawasan Indutri Rebana tersebut tidak semua akan mengunakan areal persawahan.
“Jadi dengan jumlah peduduk Jawa Barat yang tidak lama lagi akan mencapai 50 juta jiwa ini, maka sumber daya lahan yang ada harus betul-betul dikelola dengan lebih baik dan efiesen,” jelas Hendi ketika dihubungi Jabar Ekspres kemarin.(4/7).
Kendati begitu, lahan pertanian akan sedikit kena dampak akibat kemajuan pembangunan seperti Indutri, Jasa dan sarana umum dan lainnya.
Dia memaparkan. Untuk lahan pertanian pangan sendiri dari 930.000 Ha tersebut, harus tertata dengan membaginya dengan kawasan sektor lain. Sehingga, keberadaan lahan sawah diharapkan tidak akan berkurang drastis.
Selain itu, untuk melakukan antisipasi lainnya adalah menerapkan teknologi pertanian. Dengan begitu, hasil produksi pertanian dapat ditingkatkan.