CIMAHI – Pengamat Pemerintahan Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani), Arlan Sidha menilai, Kota Cimahi belum mengalami perkembangan signifikan di bawah kepemimpinan Ajay M. Priatna dan Ngatiyana sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cimahi.
Hal itu disampaikannya pada moment Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Cimahi ke-18 yang jatuh pada Jumat (21/6/2019). Menurutnya, Kota Cimahi terkesan masih stagnan dan tidak berkembang.
“Kalau secara substansial memang belum ada perubahan mendasar yang dilakukan oleh Ajay dan Ngatiyana selama mereka memimpin. Bisa dikatakan kalau Cimahi ini tidak berkembang,” kata Arlan saat dihubungi, Jumat (21/6).
Seperti diketahui, kota administratif ini berdiri pada 21 Juni 2001. Saat itu, pemerintahan dipimpin oleh Itoc Tochija-Dedih Djunaedi. Kemudian, periode berikutnya Itoc masih bertahan sebagai Wali Kota Cimahi, namun wakilnya menjadi Eddy Rachmat.
Kemudian, tampuk kepemimpinan beralih kepada Atty Suharti-Sudiarto. Atty merupakan istri Itoc. Akhir 2017, pimpinan Kota Ciimahi kembali lagi berganti menjadi Ajay M Priatna-Ngatiyana.
Saat ini, Ajay-Ngatiyana masih sah menjadi Wali dan Wakil Wali Kota Cimahi. Artinya, sudah sekitar 1 tahun 8 bulam mereka memimpin kota mungil dengan tiga kecamatan dan 15 kelurahan ini. Dimata Arlan, keduanya bisa memberikan perubahan bagi Cimahi yang secara usia bisa dibilang sudah dewasa.
“Ini HUT Cimahi ke-2 selama mereka memimpin, dari tahun sebelumnya saya rasa belum banyak program yang dilaksanakan. Misalnya program dasar seperti pembangunan, pengurangan kemacetan, pengurangan pengangguran, semuanya masih kurang dirasakan,” beber Arlan.
Kemudian dari pembagian porsi, lanjut Arlan, belakangan justru masyarakat melihat ada disharmonisasi antara Ajay dengan Ngatiyana. Mungkin saja, mereka mulai mengamankan posisi masing-masing dan akan berhadapan langsung di Pilkada 2022 nanti.
“Jujur pasti banyak yang merasakan dua-duanya ini agak merenggang, tidak seharmonis awal mereka jadi pemimpin,” terangnya.
Menanggapi kritikan tersebut, Wali Kota Cimahi, Ajay M Priatna tak menampik belum banyak perubahan yang dibawa olehnya dan Ngatiyana selama menjabat.
“Tapi kami terus bekerja, bukan tidak ada perubahan, tapi belum banyak. Tidak mungkin Cimahi betul-betul diam di tempat, masyarakat harus adil mengakui ada hal yang sudah kami kerjakan,” katanya.