Polisi menyebut mobil ambulans tersebut dikirim ke Jakarta atas perintah Ketua DPC Tasikmalaya.
“Intinya, ada perintah dari ketua DPC bertiga itu berangkat ke Jakarta,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Kamis (23/5/2019).
Ketua DPD Gerindra Jabar Taufik Hidayat mengakui ambulans parpol yang digunakan untuk mengangkut batu adalah milik DPC Gerindra Kota Tasikmalaya. Namun, ia meminta itu tak terlalu dibesar-besarkan karena hanya buah kesalahpahaman.
“Ya, memang saya akui (ambulans Gerindra Tasikmalaya), itu kesalahpahaman saja itu mbak, kesalahpahaman saja, dan sebetulnya enggak usah dibesar-besarin. Ini kan mobil ambulans, mobil masyarakat bilamana ada yang sakit dan sebagainya gitu kan,” kata Taufik.
Taufik mengaku tidak ada niat jahat dari partainya dalam aksi 22 Mei ini. Pihaknya hanya ingin memberi bantuan kepada pendemo yang memang membutuhkan pertolongan medis.
“Oh iya, itu penting karena kan sekarang banyak yang kena gas air mata. Matanya kena perih, dan sebagainya. Ya, partai Gerindra memberi bantuan berupa kendaraan kesehatan khususnya ambulans,” tuturnya.
Di satu sisi, Taufik menerangkan pihak Gerindra Jabar sedang mengurus masalah tersebut di Polda Metro Jaya. Taufik juga menjelaskan di dalam ambulan tidak ada senjata tajam hanya bebatuan yang berfungsi jika mobil itu mengalami mogok. Namun, ia tidak mengetahui siapa yang meletakkan batu-batu itu di dalam ambulans.
“Enggak ada benda yang lain selain batu, batu itu ya mungkin untuk ganjal apa bilamana ambulans mogok atau gimana,” ujar dia.
Dari pemeriksaan para tersangka, ambulans dikirim ke Jakarta untuk membantu bila ada korban pada aksi 22 Mei terkait demonstrasi hasil Pilpres di depan kantor Bawaslu. Tapi ternyata tak ada fasilitas medis termasuk obat-obatan pada ambulans tersebut.
“Intinya bahwa ada perintah ketua DPC, bertiga berangkat ke Jakarta,” imbuh dia. (yan)