NGAMPRAH– Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Kabupaten Bandung Barat mendorong agar Muktamar PPP dipercepat, agar Ketua Umum PPP pengganti Romahurmuziy bisa segera ditentukan. Muktamar luar biasa perlu dilakukan untuk menyesuaikan agenda politik nasional.
Nama Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil diusulkan sebagai salah satu kandidat untuk menggantikan Ketua Umum PPP, Romahurmuziy yang terjerat kasus korupsi jual beli jabatan di Kementerian Agama (Kemenag).
Ketua DPC PPP Kabupaten Bandung Barat, Samsul Ma’arif berwacana mengusulkan nama Ridwan Kamil sebagai pilihan Ketua Umum, meski yang bersangkutan belum pernah duduk di kepengurusan PPP.
”Kami masih test case dulu, lempar ke publik. Soalnya di beberapa DPC di Jawa Timur, sudah mengajukan nama Khofifah Indar Parawansa. Pengusulan nama Ridwan Kamil bukan egosentris, tapi nama yang kami usung itu memiliki kapabilitas untuk menjadi Ketum partai Islam,” ujar Samsul di Ngamprah, Kamis (9/5).
Menurut Samsul, ada sejumlah faktor yang membuat Ridwan Kamil dianggap pantas menjabat Ketum PPP, di antaranya garis keturunan dari kiai dan daya pikat di kalangan milenial. Selain itu, pria yang akrab disapa Emil itu juga seorang teknokrat dan lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB).
”Pemilihan Ridwan Kamil juga untuk menjaga kelangsungan partai ke depan. Ini pemikiran saya pribadi, karena sekarang PPP butuh pengatrol. PPP ibarat seperti pesawat saat mengalami turbulance, diperlukan sosok yang bisa mengangkat partai lagi,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum berharap, Ketum baru nantinya berasal dari Jabar. Terlepas dari perolehan suara PPP pada Pemilu 2019 yang anjlok, dia beralasan selama ini Jabar menjadi salah satu basis PPP.
”Saya berharap untuk Ketum itu, ingin merasakan dari orang Jabar. Selama ini PPP di Jabar dianggap mayoritas dan terbesar, cuma kali ini agak menurun. Namun, dibandingkan daerah lain juga masih lumayan. Artinya, wajar kalau Ketum itu berasal dari Jabar,” paparnya.