Kreatif Digital Akan Dikembangkan di Jabar

BANDUNG – Dalam waktu dekat Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) akan memiliki industri games yang dikerjakan oleh anak bangsa setelah Gubernur Jabar Ridwan Kamil meresmikan kantor PT Agate International di kawasan Summarecon, Gedebage, Kota Bandung, Selasa (23/4).

Dia mengatakan, saat ini konsumen pasar industri games Indonesia nilainya mencapai Rp 40 triliun per tahun. Namun, 90 persen industri games tersebut masih dikerjakan oleh perusahaan luar negeri.

”Potensi pasar Rp 40 triliun itu harus kembali ke Tanah Air dikerjakan oleh anak-anak bangsa yang konsisten dan mengerti teknologi. Karena itu Pemprov Jabar akan terus dorong,” ujar pria yang disapa Emil ini.

Menurutnya, pemprov Jabar segera untuk mengembang­kan ekonomi kreatif dan akan dibahas bersama DPRD per­da ekonomi kreatif. Selain itu pembangunan gedung krea­tif center di 27 kabupaten/kota, serta mendirikan Badan Ekonomi Kreatif Daerah (Be­krafda).

”Pemprov akan membangun gedung kreatif center di tiap daerah. Jabar satu-satunya daerah di Indonesia yang pu­nya perda ekonomi kreatif. Di tahun ini juga kami mem­bentuk bekrafda. Itulah du­kungan pemerintah terhadap ekonomi kreatif khususnya games yang pasarnya besar dan menjadi wajah kita di masa depan,” terang Emil.

Emil mencontohkan, PT Agate Internasional sebagai perusahaan pengembangan games yang didirikan oleh anak muda ini mampu me­raup keuntungan Rp14 mi­liar hanya dalam waktu tiga bulan. Startup yang kini ber­diri di kawasan technopolis Bandung ini memproduksi games dan dipasarkan se­cara global.

”Kami mengapresiasi Agate ini supaya menjadi percon­tohan di Indonesia dan karya mereka dalam tiga bulan ter­jual hingga Rp14 miliar ka­rena games ini kan universal maka konsumennya pun skala internasional,” ujarnya.

Agate adalah satu perusa­haan startup yang dibangun oleh anak muda dan konsisten 10 tahun. Menurut Emil, sia­papun yang konsisten selama 10 ribu jam atau 20 jam per minggu selama 10 tahun bia­sanya jadi orang yang berhasil.

”Di Jabar orang hebat ba­nyak tapi yang tangguh sedi­kit. Makanya jumlah startup banyak tapi yang take off se­dikit karena itu harus konsis­ten seperti Agate,” pungkas Emil. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan