Tahun 1980-an kesadaran politik mereka bangkit. Mendirikan partai: Bahujan Samaj (BS). Tapi eksisnya hanya di beberapa negara bagian utara. Khususnya Uttar Pradesh. Boleh dikata BS tidak pernah bisa menjadi partai nasional.
Kejayaannya terjadi saat BS dipimpin seorang wanita bujangan: Mayawati. Dia lahir (1956) dari keluarga Dalit. Sangat memahami penderitaan wong cilik. Simbol-simbol minoritas jadi bahan kampanyenya. Termasuk kesederhanaan Budha. Yang jadi pilihan agamanya. Sekalian sebagai antitesa terhadap dominasi Hindu di sana.
Begitu dipuja Mayawati ini. Gelar pun silih berganti: keajaiban demokrasi, Iron Lady, Sang Budha wanita.
BS pun berhasil menjadi partai terbesar di Uttar Pradesh.
Mayawati jadi perdana menteri negara bagian itu. Yang penduduknya 205 juta itu.
Tapi secara nasional Mayawati dimusuhi. Beberapa kali dia di puncak kekuasaan. Selalu saja dijatuhkan. Dengan tuduhan korupsi. Tapi selalu tidak terbukti.
Status tersangka pertama saat Mayawati membangun infrastruktur ke arah Taj Mahal. Begitu babak belur namanya. Meski berhasil bebas.
Yang kedua saat Mayawati membangun banyak taman, museum, monumen, patung-patung. Termasuk patung dirinya. Sebagai simbol kebangkitan kaum Dalit. Juga patung gajah. Yang bisa ditafsirkan sebagai lambang partainya.
Sekali lagi Mayawati tidak terbukti korupsi. Hanya saja pemerintah pusat memutuskan agar patung dirinya dan patung gajah itu diselimuti. Sampai pemilu berikutnya selesai.
Pemberontakan Mayawati pada pemerintah pusat itu lebih membuat pengikutnya gila padanya. Apalagi Mayawati melarikan tuduhan-tuduhan itu ke arah ras. Itu, katanya, sebagai bukti adanya kekuasaan yang ‘anti Dalit’.
Tuduhan berikutnya saat dia berusaha taat membayar pajak. Pajaknya besar sekali: hampir Rp 40 miliar. Diusutlah. Dia kan kaum Dalit. Dari mana kekayaannya itu: korupsi.
Mayawati selalu bisa menjawab. Itu dari donasi jutaan orang Dalit. Sidang pengadilan pun digelar. Mayawati bebas.
Masih ada lagi. Soal bantuan Bank Dunia. Mayawati dianggap ogah-ogahan melaksanakannya. Lalu dituduh korupsi. Bebas lagi.
Tapi namanya terlanjur hancur. Di Pemilu yang lalu BS hanya bisa menjadi partai terbesar kedua di Uttar Pradesh. Memperoleh 19 dari 200-an kursi di parlemen negara bagian. Dan secara nasional kursinya nol. Dia sendiri terpaksa mundur dari jabatan ketua partai.