JAKARTA – Tidak hanya bursa saham dan rupiah yang diprediksi terus menunjukkan kinerja positif, pemerintah juga meyakini investasi di sector industry , khususnya industri manufaktur juga akan menggeliat pasca penyelenggaraan pemilu.
Menperin Airlangga Hartarto mengungkapkan , pihaknya optimis bahwa investasi dan ekspansi di sekkor industri manufaktur akan mengalami peningkatan. Dengan mengimplementasikan peta jalan Making Indonesia 4.0, selain diproyeksi industri dapat tumbuh optimal, hal tersebut juga mendorong kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian nasional.
“Setelah Pemilu 2019 akan banyak proyek prioritas yang akan segera berjalan, termasuk beberapa proyek prioritas seperti di industri petrokimia. Selain itu, finalisasi peraturan mengenai mobil listrik dan pemberian insentif bagi industri,” kata Airlangga di Jakarta, kemarin (21/4).
Ketua Umum Partai Golkar itu melanjutkan, tren petumbuhan industri seusai pemilu akan terjadi, karena Indonesia adalah negara yang paling matang dalam penerapan sistem demokrasinya. Demokrasi yang matang menjadi modal pemerintah dalam menarik investasi dari luar negeri. Selain itu, kondisi ekonomi, politik, dan keamanan di Indonesia masih tetap stabil dan kondusif. Hal tersebut akan mendukung kelancaraan aktivitas industry di tanah air.
“Optimisme pembangunan yang digaungkan pemerintah saat ini juga penting untuk menarik investasi. Semua sektor industri akan running setelah pilpres dan pileg. Apalagi, beberapa kebijakan baru akan diluncurkan untuk memudahkan pelaku industri berusaha di Indonesia dan melanjutkan kembali yang sedang terlaksana dengan baik,” paparnya.
Sebagai informasi, pada tahun 2018, ekspor nonmigas tercatat di angka USD130 miliar atau naik sebesar 3,98 persen dibanding tahun 2017. Kontribusi industry manufaktur mencapai 72,25 persen. “Selama ini memang industri menjadi penyumbang terbesar. Selain itu, artinya bahwa produk-produk industri manufaktur dalam negeri sudah banyak berbicara di level global,” tuturnya.
Selain itu, pihaknya juga mencatat, investasi di sektor industri manufaktur terus tumbuh signifikan. Pada tahun 2014, penanaman modal masuk sebesar Rp195,74 triliun, kemudian naik mencapai Rp222,3 triliun di 2018. Peningkatan investasi ini mendongkrak penyerapan tenaga kerja hingga 18,25 juta orang di 2018, yang berkontribusi sebesar 14,72 persen terhadap total tenaga kerja nasional. “Dari tahun 2015 ke 2018, terjadi kenaikan 17,4 persen dan ini diperkirakan bisa menambah lagi penyerapan tenaga kerjanya di tahun 2019 seiring adanya realisasi investasi,” imbuhnya.