NGAMPRAH– Dinas Sosial Kabupaten Bandung Barat menyiapkan 9 ton beras untuk penanganan bagi para korban bencana di tahun ini. Logistik pangan tersebut akan disalurkan bagi korban bencana yang sudah berada di tempat pengungsian. “Sampai saat ini (akhir maret) stok bantuan beras tersebut belum terpakai. Biasanya disalurkan jika sudah berada di pengungsian atau korban sudah meninggalkan tempat tinggalnya,” kata Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bandung Barat, Heri Partomo, Minggu (31/3).
Khusus di Dinas Sosial, kata Heri, hanya menyiapkan bantuan beras. Sementara, bantuan logistik lainnya seperti selimut, makanan dan beberapa logistik lain akan dibantu dari pihak provinsi. “Kita tinggal mengajukan saja jika memang membutuhkan bantuan logistik lainnya seperti selimut dan makanan. Nanti provinsi langsung mengirimkan karena bantuan logistik selalu siap,” terangnya.
Selain menyiapkan bantuan logistik, ujar dia, Dinas Sosial juga akan memantau dua lokasi Kampung Siaga Bencana (KSB) yang ada di Desa Cipada, Kecamatan Cisarua dan Desa Cililin Kecamatan Cililin. Keberadaan dua KSB ini bertujuan untuk meminimalisasi korban akibat bencana alam yang rawan terjadi di daerah Bandung Barat mengingat saat ini intensitas hujan cukup tinggi. “Kampung siaga sebetulnya penanganan pasca bencana, di mana warga harus mencari tempat tinggal sementara serta penanganan cepat dalam mendapatkan logistik. Termasuk warga juga bisa menyelamatkan diri dari bencana yang datang,” katanya.
Tahun ini, Heri menyebutkan, tak ada anggaran dari APBD kabupaten untuk membangun KSB baru. Namun pihaknya akan terus mendorong ke depan agar KSB ini bisa berdiri bahkan di setiap desa. “Kita ingin ke depan kampung siaga lebih banyak. Karena manfaatnya sangat besar dalam penanganan pasca bencana. Di Bandung Barat kita ketahui rawan terjadi bencana longsor dan pergerakan tanah sehingga masyarakat harus diedukasi soal penanganan bencana,” ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan catatan BPBD Bandung Barat periode 27 Februari 2019 lalu, tercatat ada 7 kecamatan dilanda bencana longsor, pergerakan tanah hingga banjir bandang. Yang terbaru tepatnya pada Jumat (29/3) malam, hujan deras disertai angin puting beliung melanda beberapa kampung di Kecamatan Cipongkor. Akibat peristiwa yang terjadi pukul 22.00 WIB ini, sejumlah rumah warga rusak, akses jalan tertutup oleh pohon-pohon yang tumbang.