SOREANG – Anggota DPR RI dari fraksi Partai Demokrat H. Dede Yusuf Macan Effendi serap aspirasi penyuluh keluarga berencana (KB) se-kabupaten Bandung dalam Kunjungan Daerah Pemilihan (Kundapil) di RM Riung Panyaungan, Soreang, Sabtu (23/3).
Kundapil tersebut dilaksanakan untuk mengajak seluruh Penyuluh KB agar ikut berperan menekan permasalahan sosial demi mewujudkan ketahanan keluarga.
Dede Yusuf mengatakan, digelarnya tatap muka dengan para penyuluh KB, karena penyuluh KB yang ada di desa-desa saat ini jumlahnya makin berkurang kurang, sekarang tinggal 1400 orang. Selain itu, katanya, para penyuluh bergantung dari para kepala daerah. Oleh itu pihaknya sepakati bahwa penyuluh KB yang ada di daerah terutama yang dulunya diangkat dari pusat ditarik kembali menjadi pegawai pusat dan jadi tanggung jawab pada pembiayaan APBN.
“Kami menginginkan penyuluh KB yang kini bertugas di tiap desa ditarik kembali ke pusat sesuai dengan proses pengangkatan. Karena, penyuluh KB yang bertugas di desa sangat bergantung kepada kebijakan kepala daerah karena mereka PNS. Kami sepakat PKB/PLKB di daerah ditarik kembali kepusat jadi tanggung jawab APBN,” ungkap Dede Yusuf.
Dede Yusuf pun mengaku, khusus untuk menarik itupun, anggaran kali ini diberikan sekitar hampir 2 triliun tiap tahunnya, Oleh karena itu tentunya hari ini setelah berjalan 2 tahun pihaknya ingin mendengar masukan-masukan dari para penyuluh KB tentang efektivitas setelah ditarik ke pusat seperti apa dan juga kemudian apa yang menjadi masalah masalah lainnya.
“Kenapa menjadi penting untuk kita kita tarik ke pusat, karena saat ini jumlahnya semakin sedikit dan sudah semakin tua tua jadi artinya kita harus mengetahui apakah regenerasi terjadi ke bawah dan bagaimana kondisi yang mereka hadapi dalam melakukan penyebaran fungsi informasi kepada masyarakat,” terangnya.
Meurutnya, karena kebanyakan Informasi yang tidak sampai kemasyarakat, jadi Oleh karena itu penyuluh KB bukan hanya tugasnya berbicara pembatasan keluarga, tetapi bagaimana mengantisipasi jangan sampai terjadi stanting.