JAKARTA – Jika menganalisasi dari pertarungan dua kandidat pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 adalah sama dengan pertarungan Pilpres 2014.
Direktur Ekeskutif Indo Barometer Muhammad Qodari memaparkan, dalam teori politik, peluang calon petahana untuk terpilih kembali sangat dipengaruhi oleh evaluasi publik atas kinerjanya. Jika mayoritas puas, maka peluang terpilih kembali besar.
Akan tetapi, lanjut Qodari menuturkan peluang tersebut dipengaruhi juga oleh beberapa aspek lain seperti penilaian terhadap kepribadian calon termasuk juga dalam menangani isu-isu yang berkembang di masyarakat.
Dari kompilasi survei nasional yang dipublikasi pada Januari 2019 dan Februari 2019, pasangan Jokowi Maruf konsisten unggul daripada pasangan Prabowo – Sandi. Selisih pada survei Januari 2019, paling kecil 16 persen melalui survei Roy Morgan. Dan paling besar 23.8 persen survei LSI Denny JA. Selanjutnya, selisih survei Februari 2019, paling kecil 11.8 persen dan paling besar 27.8 persen, ungkap Qodari di Jakarta, Jumat (22/3).
Lanjut dia menjelaskan dalam survei Indo Barometer Februari 2019, dari head to head calon presiden dengan menggunakan simulasi gambar, Joko Widodo unggul dengan dukungan 51.2 persen, sementara Prabowo Subianto 28.9 persen.
Tidak menandai apapun pada kertas suara 19.9 persen. Dari head to head calon wakil presiden dengan menggunakan simulasi gambar, Maruf Amin unggul dengan dukungan 44.5 persen, sementara Sandiaga Uno 32.1 persen. Pemilih yang tidak menandai apapun pada kertas suara 23.4 persen, beber Qodari.
Sementara itu, Peneliti Indo Barometer, Hadi Suprapto Rusli mengatakan, dalam aspek penilaian kepribadian capres, Jokowi unggul dari Prabowo dalam aspek perhatian dan kedekatan dengan rakyat.
Dalam survei dari aspek perhatian dan kedekatan rakyat sebesar 85.9 persen, berpengalaman 84.6 persen, pintar atau intelektual 84.5 persen, islami atau taat beragama 80.6 persen, mampu memimpin 78.0 persen, dan jujur atau bersih dari korupsi 66.4 persen. Sementara Prabowo, unggul dalam aspek ketegasan 85.0 persen, dan berwibawa sebagai pemimpin 79.9 persen.
Tidak hanya itu dirinya menyampaikan, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut juga memiliki keunggulan kemampuan mengatasi sejumlah masalah di Indonesia. Kemampuan keamanan yakni sebesar 79.3 persen, mampu mengatasi masalah sosial 78.2 persen, mampu mengatasi masalah hukum 69.4 persen, dan mampu mengatasi masalah ekonomi secara umum 56.6 persen.