JAKARTA – Peneliti Koordinator Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW), Almas Sjafrina mengingatkan publik jangan sampai salah memilih calon pemimpin negeri pada Pemilu 2019 mendatang. Almas memandang, pemilu tahun ini menimbulkan tantangan tersendiri bagi pemilih.
“Kami tidak ingin publik atau pemilih itu nanti salah pilih di Pemilu 2019. Nanti pemilih juga dihadapkan pada lima surat suara, ada surat suara Pilpres, DPR, DPD, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota,” kata dia dalam diskusi Telusuri Latar Belakang dan Kinerja Caleg Sebelum Menentukan Pilihan di Kantor ICW, Kalibata, Jakarta, Selasa (12/3).
Sebab, pemilih harus memilih calon presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPD RI, DPRD provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota secara bersamaan. Dia menjelaskan, dalam surat suara pemilihan legislatif tak hanya memuat nama partai, melainkan juga nama-nama caleg. Almas memandang, situasi itu bisa membuat pemilih bingung dalam menentukan pilihannya.
“Akan membingungkan apabila pemilih tidak mengetahui tentang siapa yang akan mereka pilih dan akan memikirkan itu ketika di TPS, waktunya juga tidak cukup,” ujar dia.
Oleh karena itu, ICW menekankan keaktifan pemilih menelusuri rekam jejak calon yang akan dipilih. “Kami merasa sebelum ke TPS pemilih juga sudah harus tahu rekam jejak yang akan mereka pilih dan seharusnya sudah menentukan pilihan jadi di TPS tinggal milih,” tukas Almas.
Selain itu, Almas menyebut pemilih bisa memanfaatkan berbagai kanal informasi di internet yang memuat rekam jejak para calon. Beberapa contoh di antaranya seperti Pintarmemilih.id, WikiDPR.org, RekamJejak.net, IklanCapres.id, Jariungu.com.
Dia berharap pemilih bisa menyebarluaskan kanal-kanal informasi ke sesama pemilih lainnya. Hal itu guna meningkatkan kesadaran masyarakat agar memilih berdasarkan pertimbangan yang matang dan rasional.
“Jadi memang harapan kami informasi ini semakin tersebar, semakin masif ke pemilih, walaupun kalau dilihat tinggal sekitar 30 hari dan pemilih ketika mengetahui rekam jejak belum tentu akan memilih berdasarkan rekam jejaknya,” pungkas Almas.
Terpisah, Peneliti Perludem, Mahardika menjelaskan, majunya era teknologi dan keterbukaan informasi pada dasarnya mempermudah pemilih dalam mencari tahu rekam jejak caleg. Selama ini memang sudah banyak sumber informasi yang dapat ditelusuri pemilih.