“Jika semua produsen terdigitalisasi, maka memperoleh akses pasar yang lebih besar baik di dalam negeri maupu di luar negeri,” ujar Faisal kepada Fajar Indonesia Network (FIN), Senin (11/3).
Selain itu, nilai angka Rp1.820 triliun yang menjadi target pemerintah, menurut Faisal, yang hanya mengandalkan Go-Food, akomodasi, tidak mungkin tercapai. Sebab ada potensi yang lebih besar seperti UMKM lokal yang harus dilibatkan agar semuanya terhubung digitaliasi.
“Sehingga marketplace digital yang ada (baik barang maupun jasa) sebagian besar memperdagangkan barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri, bukan barang impor,” pungkas Faisal. (din/fin)