Johnny sangat mengkritisi bahwa hal tersebut salah jika ruang publik hanya diisi antara membandingkan keberhasilan Jokowi-JK dengan kekurangan atau belum selesai pekerjaan Jokowi-JK, menurutnya hal tersebut mundur ke kontestasi Pilpres 2014 .
Keliruan yang kedua kontetasi pilpres digiring seolah-olah Jokowi- Ma’ruf tidak jokowi-tidak berhadapan dengan Prabowo-Sandiaga, tapi Jokowi-Ma’ruf dihadapkan dengan dengan hoaks, dengan fitnah, dengan informasi yang keliru yang Bias, yang salah dengan kebohongan-kebohongan publik.
“Tidak juga karena kekurangan-kekurangannya ditampilkan atau yang dialamatkan kepada pasangan calon 01, tidak serta merta menjadi kredit poin pasangan 02. Seharusnya kita isi dulu dengan adu gagasan dan program yang sampai hari ini di ruang publik kita belum secara optimal memanfaatkan kontestasi Pilpres yang seharusnya atau yang sejatinya perlu dilakukan yaitu kontestasi gagasan , program visi dan misi, pasangan calon 01 diperbandingkan dengan program visi dan misi pasangan calon 02 yang sampai hari ini terusterang saja mohon maaf saya belum bisa melihat substansi yang hebat di pasangan 02,” katanya.
Lanjut Johnny , dirinya melihat saat ini menekploitasi habis- habisan keunggulan program pasangan 01 dan menampilkan titik balik atau sisi-sisi terbaliknya dari kekurangan atau lengkapnya program pasangan 02 yang dengan dengan usaha atau dengan harapan itu bisa dikapitalisasi sebagai keunggulan pasangan calon 02.
“Kentestasi kita diisi dengan etika yang sangat kotor. yaitu propaganda-propaganda kebohongan, masih terlalu banyak kebohongan dan masih banyak isu-isu yang tidak tidak di dukung dengan data yang tidak akurat. Menurut saya dalam tataran demokrasi yang praktis , inplementasi ruang politik kita harus diisi dengan etika politik, perbedaan pendapat itu biasa dalam konteks Pancasila kita,” bebernya.
Penilaian pun masuk dari, Pemerhati Sosial Media, Yusuf Abdhul yang mengaku bahwa, dunia maya atau jejaring sosial merupakan salah satu ancaman atau bagian terbesar dalam merusak sistem pesta demokrasi saat ini.
Akan tetapi, dunia maya saat ini memang sangat maya sampai susah untuk membedakan berita atau informasi yang baik dan bisa dikonsumsi dan mana yang tidak untuk konsumsi, kata Yusuf dalam keterangan tertulisnya.