Dikunjungi Parlemen Eropa hingga AS

“Kenapa penting salat berjemaah? Sebab, bila kita makmum dan kadar khusuk kita kurang, ada imam yang khusuk. Kita ikut saja gerakan imam. Bila imam tidak khusuk, makmum tidak khusuk, tapi ada satu di antara jemaah yang benar-benar khusuk maka semua yang berjemaah, salatnya diterima. Kemudian bila imam tidak khusuk, makmum tidak khusuk, maka semua yang salat berjemaah salatnya dinilai lebih baik 37 derajat dibanding salat yang khusuk seorang diri,” jelas Ustaz Jasir.

“Itulah pentingnya salat berjemaah sehingga perintahnya sangat tegas.”

Warga mulai paham. Sedikit demi sedikit mereka mulai memahami pentingnya salat berjemaah. Akhirnya salat lima waktu masjid mulai penuh.

Tapi masih ada yang kurang: kas masjid masih minim. Semangat mengeluarkan infak masih kecil. Infak Jumat sebelum 1999, misalnya, paling tinggi Rp180.000. Setahun hanya Rp8.640.000.

Pada 2000, dilakukan gerakan Infak Mandiri. Ustaz Jazir mengusulkan membuat tulisan yang dibentangkan di sisi masjid. Isinya: “Jika Anda berinfak Rp1500 per pekan, Anda adalah jemaah mandiri. Jika infak Anda lebih dari itu, Anda telah membantu yang lain. Jika infak Anda kurang dari itu, ibadah Anda di masjid masih disubsidi orang lain. Meskipun demikian, kami dengan senang hati melayani Anda dalam beribadah di masjid ini dan mari bersama-sama memakmurkan masjid.”

Dari gerakan infak ini, infak Jumat naik menjadi enam kali lipat. Pada 2000-2004 menjadi Rp43.200.000 per tahun. Setiap tahun terus naik. Pada 2010 infak Jumat mencapai Rp354.280.000 per tahun.

Ustaz Jasir lantas berceramah khusus tentang infak dan sedekah. Dia membawakannya secara guyon, tetapi cukup membekas di hati jemaah. Juga dengan dalil bagaimana dahsyatnya berinfaq.

Dia mengatakan, “Jemaah yang berinfak dengan uang bergambar pejuang yang masih memegang golok, misalnya, berarti harapan dan kehidupannya masih berjuang dan bekerja keras untuk merdeka. Tapi yang berinfak dengan uang bergambar proklamator, berkopiah, tersenyum, berarti hidupnya sudah merdeka.”

Luar biasa reaksi jemaah. Semangat berinfak kian berkobar. Akhirnya, terjadi sesuatu yang luar biasa: setiap Jumat, celengan masjid penuh, rata-rata Rp13 juta memenuhi celengan dan pernah Rp8 juta di antaranya adalah uang pecahan Rp100.000.

Tinggalkan Balasan