Ajudan Gubernur Siap Tugas Mulai Senin

“Mungkin di Jawa Barat ini pertama kalinya akan ada ajudan tuli untuk gubernur, bahkan mungkin pertama di Indonesia. Saya harap akan ada JFL-JFL selanjutnya,” kata Herwin dibantu pener­jemahnya.

“Sebelum mengikuti acara sampai sekarang, saya lebih percaya diri untuk memban­tu teman-teman tuli ketika nanti kedepannya ada yang membutuhkan bantuan ten­tang protokoler dan pemerin­tahan, dan saya lebih yakin bahwa Jawa Barat bisa lebih ramah disabilitas,” paparnya.

Sebanyak 30 pemuda pem­udi generasi Z yang berusia 17-25 tahun berhasil lolos se­leksi program Jabar Future Leader: Ajudan Gubernur dari 539 pendaftar dari seluruh Indonesia. Dari 30 orang ini, 7 diantaranya berasal dari luar Jawa, dan 2 peserta tuli. Seluruh­nya kemudian menjalani Pe­latihan Kepemudaan (boot­camp) yang dilaksanakan dua hari sejak Sabtu (23/2) hingga Minggu (24/2) di Kota Bandung.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengu­capkan selamat kepada para peserta Jabar Future Leader yang akan menjadi Ajudan Gubernur dan menyebut me­reka sebagai orang-orang pilihan.

“Semoga bootcamp ini mem­berikan ilmu, semangat dan inspirasi,” katanya, Sabtu (23/2) malam.

Emil, sapaan akrabnya, ber­harap melalui program ini para peserta pada pelaksana­annya bisa melihat langsung, mengamati bagaimana pembangunan di-manage, sebuah keputusan diambil, dan tentunya memberikan inspirasi.

“Selama 4 hari jadi ajudan gubernur kalo ingin berhasil dan butuh ilmu, jangan jadi pemalu, harus dapat know­ledge tentang why dan how atas sebuah situasi. Jangan cuma keringat saja,” katanya di hada­pan para peserta bootcamp.

Pada kesempatan itu, Emil juga membekali para peserta dengan wawasan kepemim­pinan. “Tidak mudah men­jadi pemimpin, pemimpin itu dijadikan cermin. Semua dari mulai lisan, gesture, in­telektual, cinta keluarganya harus teladan dan diperhati­kan oleh masyarakat maupun netizen,” katanya.

Menurutnya, kepemimpinan harus relevan dengan zaman.

Seperti sekarang, kepe­mimpinan di era digital itu memiliki karakteristik yang unik. Pertama, harus trans­paran, yang berarti semua kegiatan baiknya di ’lapor­kan’ kepada masyarakat. Salah satunya melalui me­dia sosial. (mg1/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan