CIAMIS – Kepala sekolah dan guru SMA/SMK di Jawa Barat harus membangun komunikasi dan koordinasi dengan Pemprov Jabar. Hal ini, demi terbangunnya program pendidikan di Jabar.
Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, komunikasi ini harus dijalin intens. Sehingga, kedua belah pihak saling membutuhkan dan terjalin kedekatan.
“Kita harus nyambung, seperti besi bertemu “Sembrani” (magnet), nempel, meski terhalang apapun tetap ada daya tarik antara besi dan sembrani,” jelas Uu ketika distemui kemarin. (7/2).
Dia mengatakan, program yang diusung Pemprov Jabar dapat sinergis dengan dilaksanakan pihak sekolah. Sebab, sekolah adalah mitra kerja Pemerintah dalam memajukan Jawa Barat. Sehingga, penilaian bahwa lulusan sekolah Menengah Atas (SMA) penyumbang pengangguran terbesar terhapuskan.
Dia menyebutkan, dari data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah angkatan kerja pada Agustus 2018 sebanyak 131,01 juta orang, atau naik 2,95 juta orang dibanding Agustus 2017. Rinciannya, sebanyak 124,01 juta orang adalah penduduk bekerja, sedangkan 7 juta orang menganggur.
Dilihat dari tingkat pendidikan pada Agustus 2018, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 2018 untuk lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih mendominasi dibanding tingkat pendidikan lain, yaitu sebesar 11,24 persen. TPT tertinggi berikutnya, terdapat pada Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 7,95 persen.
“Pada tingkat pendidikan SMK dan SMA ada tenaga kerja yang tidak terserap,” ungkap Uu.
Untuk itu, Kepala Sekolah sebagai pemimpin, bisa membangun relasi dengan berbagai pihak demi majunya sekolah, yang menunjang kemajuan bagi para lulusannya terutama dengan berbagai perguruan tinggi. Agar lulusan SMA berminat melanjutkan ke jenjang Sarjana, bisa mendapatkan jalur- jalur tertentu agar diterima kuliah.
Contoh lain, Kepala Sekolah bisa membangun relasi dengan para pengusaha, supaya lulusan yang hendak terjun ke dunia kerja bisa terserap sebagai tenaga kerja.
“Bangun relasi, bergaullah dengan siapapun, silaturahim membuka rezeki seluas- luasnya. Bergaullah dengan pengusaha, perguruan tinggi, pejabat, politikus, ajengan, dengan siapa saja yang bisa membawa kemajuan dunia pendidikan kita,” kata Uu.
“Sehingga orang tua sudah habis- habisan jual kerbau, jual sawah, jual tanah untuk anak sekolah, ada kebermanfaatannya,” sambung dia. (yan)