Hatur Nuhun Pak Elih

Sementara itu, Wali Kota Bandung, Oded M. Danial menjelaskan, untuk semen­tara waktu tampu kepemim­pinan Dinas Pendidikan Kota Bandung akan dipegang oleh Pelaksana Tugas yakni Hikmat Ginanjar. Saat ini Hik­mat menjabat sebagai Ke­pala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Bandung.

”Sekarang (Elih) sudah resmi kembali ke UPI. Mang Oded sudah undang dan ber­temu. Adapun Plt langsung oleh pak Hikmat,” ungkapnya.

Atas nama Pemerintah Kota Bandung, Oded pun mengucapkan terima kasih banyak kepada Elih yang telah memberikan kontribusinya yang luar biasa selama lima tahun ke belakang.

”Dia sudah memulai membangun sistem PPDB dari awal dan ternyata sekarang diadopsi oleh Kementerian Pendidikan. Mang Oded sangat berterima kasih ke­pada pak Elih Karena sudah berkontribusi pikiran, waktu, dan tenaganya kepada Pem­kot Bandung,” katanya.

Disinggung mengenai siapa yang bakal menduduki jaba­tan yang ditinggalkan Elih secara permanen, Oded belum dapat memastikannya.

”Lima (jabatan) open bid­ding, tapi masih dinamis. Nanti saja kalau sudah disam­paikan ke Kemendagri dan mendapatkan jawaban. Kha­watir berubah,” sebutnya.

Sementara itu, Kepala Ba­dan Kepegawaian Pendidi­kan dan Pelatihan (BKPP) Kota Bandung, Yayan A. Brillyana menjelaskan, pada tahun 2014 lalu Wali Kota Bandung meminta izin kepada Universitas Pendi­dikan Indonesia (UPI) agar Elih Sudiapermana dapat menduduki jabatan struk­tural di Pemkot Bandung.

”Pemkot Bandung waktu itu meminta bantuan ke UPI un­tuk penempatan kadis (ke­pala dinas). Karena Disdik ini spesial. Pejabatnya harus yang mengerti pendidikan. Saat itu kami akan mereformasi dunia pendidikan,” ungkapnya saat ditemui di Balai Kota, Jalan Wastukancana, Kota Bandung, Selasa (29/1).

Dengan kepemimpinan Elih, menurut Yayan, pola pendi­dikan Kota Bandung men­jadi role model di tingkat nasional terutama dalam kaitannya dengan sistem zo­nasi Penerimaan Peserta Di­dik Baru (PPDB). Selain itu, pria berusia 57 tahun tersebut pun telah sukses dalam me­nerapkan sistem PPDB on­line, tidak ada lagi sekolah favorit melalui penyebaran guru professional.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan