”Mobil listrik Dyson nanti istimewa dan beda teknologinya,” katanya. Motor listriknya akan ia buat beda dengan yang pernah ada. Demikian juga baterainya.
Kini Dyson sudah memiliki 400 engeneers. Masih mencari 300 lagi. Dia sudah punya 1.100 karyawan di Singapura, 1.300 di Malaysia, 1. 000 orang di Tiongkok dan 800 orang di Filipina.
Dua bulan lagi presiden Nissan Infinity, Roland Krueger, bergabung ke Dyson Singapura. Tekad Dyson sudah bulat. Sejak dua tahun lalu. Bahkan Dyson bikin kejutan baru: memindahkan kantor pusat grup Dyson ke Singapura. Dari Inggris. Dengan segala risikonya. Dia sudah kepalang basah.
Padahal Dyson adalah salah satu promotor Brexit. Minggu lalu justru memutuskan memindahkan kantor pusatnya dari Inggris.
Dyson harus rasional. Apalagi keputusannya terjun ke mobil listrik tidak bisa disambil-lalu. Dia memilih basah sekalian.
Apalagi, katanya, pemasok pabriknya selama ini kebanyakan dari Asia. Pemasok dari seluruh Eropa sendiri hanya 2 atau 3 persen.
Kini di tengah keruwetan pelaksanaan Brexit justru Dyson yang loncat duluan. Selamat datang mobil listrik dari tetangga kecil kita. (*)