CIAMIS – Timsus 1901 Juara….Ngabreeet (lari)… Pekik semangat itu terdengar berkali-kali di langit Ciamis, Minggu siang (20/1). Sebagai pertanda dukungan penuh para relawan kepada pasangan Capres-Cawapres Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma’ruf Amin.
Ridwan Kamil, Ketua Dewan Pembina Timsus 1901 Jabar menyemangati langsung para relawan di Ciamis. Termasuk kepada sejumlah relawan daerah lain di Jawa Barat yang hadir. Setelah sebelumnya, relawan membacakan deklarasi dukungan kepada Jokowi.
”Berhasil tidak berhasil, wilayah Allah. Tugas kita manusia berikhtiar dan berdoa. Kalau sudah punya pilihan, maka kita ikhtiar saja. Begitupun untuk Pak Jokowi-Makruf Amin. Tipu muslihat akan terkalahkan,” ujar Ridwan Kamil.
Menurut pria yang disapa Kang Emil itu, hidup adalah pilihan. Ketika pilihan keliru menghasilkan yang kurang nyaman dan kurang optimal. Sebaliknya, pilihan tepat akan menghasilkan ketenangan. Sebagai ilustrasi tentang dukungan di pemilihan presiden tahun ini. Dirinya pun kemudian, menyebut tiga alasan mendukung Jokowi-KH Ma’ruf Amin. Sebagai pasangan calon (paslon) nomor 01.
”Mengapa saya mendukung? Pertama seorang presiden harus dua kali. Akal sehat saya berkata demikian,’’ jelas dia.
Jika seorang presiden baru sekali menjabat kemudian diganti, kata dia, nanti pondasinya dibongkar lagi. Padahal, baru satu periode. Tahun pertama adaptasi. Bongkar pasang kabinet. Tahun kedua sampai ketiga kerja. Tahun keempat persiapan turun. Tahun kelima ketiga ganti. ”Kapan kerjanya? Kalau dua kali, periode kedua tinggal ngabret. Gaspoll,’’ terang dia.
Menurut Emil, alasan kedua adalah ketenangan. Sebab, Jokowi didampingi KH Ma’ruf Amin yang seorang ulama. Artinya, setiap lisan dan perbuatan Jokowi akan dikawal ulama. Setiap kebijakan akan dinilai bermanfaat atau tidak bagi umat.
”Karena wakilnya kiai. Isu-isu yang selama ini jadi perdebatan akan dijaga oleh Pak Kiai Ma`ruf Amin. Paling nyaman dalam keislaman. Pribadinya (Kiai Ma’ruf) ada di panggung,” ucap dia.
Ketiga, kata Emil, program Jokowi konkret. Contoh anggaran untuk desa sudah Rp 70 triliun. Sudah jadi jalan desa, jadi usaha desa, dan masih banyak lagi. Berbeda dengan sebelumnya, ketika anggaran desa terbatas. ”Itu kinerja nyata. Di zaman beliau (Jokowi) Freeport direbut lagi. Cadangan minyak sudah kembali. Itu berdasarkan data,’’ terang dia.