BANDUNG – Mantan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, angkat bicara soal pernyataan calon presiden Prabowo Subianto, yang percaya bahwa gaji Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Kepala Daerah yang rendah menyebabkan korupsi. Menurut Deddy, untuk gaji Gubernur sendiri, terbilang tak sedikit.
”Prabowo benar bahwa gaji gubernur kurang lebih Rp 8 juta. Namun, Prabowo salah kalau mengatakan pendapatan gubernur di Indonesia terbilang sedikit,” ucap Deddy, kemarin (18/1).
Deddy menjelaskan, selain gaji pokok, gubernur juga mendapatkan tunjangan utama. Bahkan digabungkan dengan biaya operasional. ”Karena angka gaji pokok dan tunjangan utama itu belum digabungkan dengan tunjangan biaya operasional yang mencapai ratusan juta rupiah per bulan. Dengan demikian, Prabowo bisa dikatakan menyebarkan disinformasi,” jelasnya.
Dia pun memberikan data tentang gaji Gubernur. Di antaranya, pendapatan Gubernur DKI yang mencapai Rp 1.759.303.048. Kemudian untuk Jabar Rp 710.026.578, Jatim Rp 670.843.873, Jateng Rp 489.701.560, Kaltim Rp 395.644.500.
Lalu ada Gubernur Banten Rp 299.222.125, Sumut Rp 376.185.564, Kalsel Rp 239.185.623, Sulsel Rp 228.940.362, dan Riau Rp 217.271.662.
Sebelumnya, Prabowo percaya bahwa gaji yang rendah menyebabkan korupsi. Para birokrat pun terbuai melakukan tindak pidana karena khawatir mengenai tidak memiliki uang yang cukup di masa depannya.
”Tetapi ada ketakutan pada masa depan mereka (aparatur negara), jadi di situlah terjadi sikap ragu-ragu, dan sikap tidak kuat mendapat godaan, tawaran-tawaran dari swasta untuk bertindak di luar kepentingan rakyat, kepentingan umum,” jelas Prabowo.
Setelah memperbesar gaji ASN melalui menaikkan tax ratio dari 10 persen ke 16 persen, setelahnya Prabowo berjanji akan mengawasi mereka dengan seluruh instrumen dan senjata yang tersedia. Dia pun ingin koruptor untuk dikirim ke pulau terpencil dan dihukum menambang pasir secara terus-menerus. (bbs/rie)