Puting Beliung Hantam 3 Desa

Kepala Stasiun BMKG Bandung, Toni Sukma Wijaya menjelaskan, kondisi atmosfer berdasarkan citra satelit himawari terpantau awan konvektif dengan jenis Cumulonimbus meliputi wilayah Bandung bagian timur. ”Pengukuran pos hujan observasi yang tercatat di Pos Hujan Cileunyi, kurang dari satu jam tercatat 16 mm, masuk dalam kategori curah hujan dengan intensitas lebat,” ujar Toni saat dihubungi.

Menurut dia, hujan dan pembentukan angin yang terjadi di Bandung timur tersebut disebabkan baik oleh faktor regional dan global. Dari sisi regional, adanya pertemuan massa udara di sekitar Jabar dan belokan angin (shearline) di Iawa Barat bagian tengah. Kemudian faktor global, karena terdapat anomali suhu permukaan laut di perairan Jawa Barat yang cenderung hangat sehingga berpeluang terjadi pembentukan awan konvektif potensial hujan.

”Dari pantauan citra radar terdeteksi adanya pembentukan awan konvektif dengan kategori hujan sedang-lebat dan ketinggian puncak awan bisa mencapai 14 km pada pukul 15.12,” kata dia.

Pelaporan data pengamatan permukaan di Stasiun Geotisika Bandung, suhu maksimum pada tanggal 11 Januari 2019 pukul 14.00 WIB sebesar 29,3 derajat celsius, dengan kelembapan udara sekitar 59 persen. Pada saat awal pembentukan awan cumulonimbus (Cb) di siang menjelang sore hari, pada pukul 15.00 suhu tercatat 27,0?C dengan kelembapan udara sekitar 67 persen.

Mengingat Iawa Barat masuk dalam puncak musim hujan, Toni mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang clan waspada, serta menjauhi pohon-pohon yang rindang atau bangunan-bangunan yang rapuh. ”Usahakan tidak keluar rumah di saat hujan lebat disertai angin kencang, petir atau kilat. Bagi pengendara motor agar menghindari genangan air dan tidak berteduh di bawah pohon saat hujan lebat disertai angin,” kata Toni. (mg1/ant/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan