BANDUNG – Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil merombak kabinetnya untuk kali pertama. Sebanyak 24 pejabat struktural atau pimpinan tinggi pratama di lingkungan Pemprov Jabar itu dilantik menjadi kepala dinas, staf ahli dan asisten daerah. Pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan digelar di Aula Barat Gedung Sate, kemarin (4/1).
Sebagai pimpinan baru di Jawa Barat, Ridwan Kamil merasa perlu ada perubahan struktur pejabat untuk mencapai target-target visi misi dan dinamika pembangunan yang menantang.
”Sebagai pimpinan baru tentunya kami punya target-target ya, dinamika pembangunan begitu menantang dan isu-isu besar kita harus menyesuaikan,” kata Gubernur yang karib disapa Emil itu.
Dari 54 Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) di Pemprov Jabar, 25 jabatan kepala OPD diisi melalui rotasi dan 15 jabatan kepala OPD lainnya akan diisi melalui lelang jabatan terbuka. Proses pendafataran lelang sendiri masih dibuka dan dapat diakses secara daring sampai 12 Januari 2019. Saat proses pelantikan kemarin pun hanya berjumlah dua 24 orang yang ikut dilantik.
”Disbudpar belum pensiun. Makanya Pak Dede Taufik harusnya dilantik jadi Kadisbudpar ditunggu 3 minggu. Sebenernya 25 tapi etikanya kami menunggu 3 minggu aja biar masa jabatannya sesuai waktunya,” tambahnya.
Sebelum melakukan rotasi OPD, pihaknya telah menerapkan horizontal assessment. Hal tersebut merupakan penilaian dan evaluasi antara satu sama lain sesama kolega. Emil pun meyakini itu merupakan hasil yang kondusif karena posisi-posisi yang diberikan juga berdasarkan rekomendasi serta masukan dari sesamanya.
”Kami berharap (OPD baru) tunjukkan kinerja karena ukuran seorang Ridwan Kamil sebagai gubernur hanya itu. Kalau kerjanya ngabret (progresif), bagus, berinisiatif ya sudah, berarti dia cocok dengan tantangan baru karena. Karena jabatan inikan bukan hadiah dia harus didapatkan dari prestasi,” ujarnya.
Saat proses pelantikan, Emil juga mengingatkan dan menekankan ditahun politik, menjaga netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan hal yang sangat penting.
”Karena individu politik itu di Pemprov Jabar hanya dua, Gubernur dan Wakil Gubernur. Sisanya adalah insan birokrasi yang profesional. Jadi jangan berpolitik ya. Siapa menabur niat dia akan memanen situasi yang sebenarnya banyak merugikan,” tandasnya.