BANDUNG – Keberadaan Kader JKN-KIS ditengah-tengah masyarakat bukan tanpa maksud dan tujuan. Sejak Oktober 2016, Kader JKN-KIS memiliki peranan dalam pelaksanaan program khususnya dalam kolektabilitas iuran yang menjadi fokus utama di tahun 2018.
Iwan Tarwan (48), salah satu Kader JKN-KIS kota Bandung yang bertugas di Kelurahan Hegarmanah. Iwan dikenal sebagai warga yang aktif dalam sejumlah kegiatan di kelurahannya. Dikarenakan keaktifannya tersebut, ia direkomendasikan oleh pejabat setempat untuk menjadi Kader JKN-KIS, sejak pertama kali program tersebut digulirkan.
Iwan, sapaannya, menuturkan bahwa sebelumnya ia adalah seorang teknisi komputer. Namun karena aware-nya tinggi terhadap masalah-masalah yang kerap muncul di masyarakat, keinginannya untuk membantu lebih banyak warga dilingkungannya, membuat ia memutuskan hengkang dari dunia kerjanya.
“Awal mulanya pekerjaan saya adalah sebagai teknisi komputer. Namun karena sudah menjadi Kader JKN-KIS, maka saya akan fokus sebagai Kader JKN-KIS saja. Apalagi saya ditunjuk sebagai koordinator, yang tentunya saya harus membantu kader lainnya yang ada di Kota Bandung. Hal ini merupakan tanggung jawab bagi saya, sekaligus suatu kebanggaan”, tutur Iwan saat ditemui ditengah kesibukan kunjungannya, Kamis (29/11).
Iwan menuturkan bahwa kenginan menjadi Kader JKN-KIS muncul dari hati nuraninya, ia memandang program ini sangat membantu masyarakat dalam pemenuhan jaminan kesehatan mereka.
“JKN-KIS memang hadir untuk membantu masyarakat secara keseluruhan”, tuturnya.
Saat ditelisik lebih jauh mengenai aktivitas sehari-hari sebagai Kader JKN-KIS, Iwan dengan bangga menceritakan pengalaman serta agenda rutinnya selama menjadi perpanjangan tangan BPJS Kesehatan.
“Kegiatan saya selain melakukan sosialisasi kepada peserta binaan, pastinya yang utama adalah menagih iuran tertunggak. Mengingatkan peserta untuk membayar iuran rutin serta memberikan arahan terkait proses/prosedur pembayaran tunggakan, adalah fokus utama saya. Ini sangat penting. Bahkan saya arahkan untuk membayar melalui PPOB saja, ini mempermudah controlling pembayaran iuran mereka setiap bulannya. Sama satu lagi, sosialisasi terkait denda. Agar meraka paham pentingnya membayar iuran rutin setiap bulan agar terbebas denda pelayanan”, jelas Iwan.
Iwan juga menyampaikan bahwa selain fokus terhadap penagihan iuran tertunggak, ia juga memberikan pendampingan kepengurusan administrasi kepesertaan maupun pendampingan saat terdapat peserta membutuhkan pelayanan kesehatan ke RS.