144 Warga Jabar Menerima Penghargaan DDS 75 Kali dari PMI

Sementara itu, Ketua PMI Jawa Barat Adang Rochjana mengatakan, kendala yang dihadapi untuk me­menuhi kebutuhan stok darah ini yaitu ketersedian peralatan penyim­pan darah. Upaya upaya untuk memenuhi kekurangan labu darah ini biasanya melalui donor pengganti. Selain itu, PMI Jawa Barat juga meminta kepada Pem­da Provinsi Jawa Barat agar bisa memenuhi kebutuhan peralatan penyimpan darah di PMI Jabar.

”Tapi masih bisa dengan donor pengganti, itu masih bisa terpenuhi. Karena kalau kita harus sudah siap, sebenarnya tempat penyimpanan (darah) kita yang kurang,” tutur Adang.

”Jadi, kita mengajukan ke pem­da untuk mengajukan alat. Sebab, (darah) ada kadaluarsanya, kalau terlalu lama disimpan apalagi tidak memakai bahan atau alat yang steril darah akan rusak. Makanya, kita memerlukan alat-alat penyimpanan yang lebih banyak,” tambahnya.

Adang juga mengaku bahwa an­tusiasme warga Jawa Barat untuk mendonorkan darah cukup ting­gi. Setiap hari ada ribuan pendo­nor yang menyumbangkan darah ke 27 PMI kabupaten/kota yang ada di seluruh Jawa Barat.

”Kalau dihitung (jumlah pendo­nor) ribuan karena dari 27 kabu­paten/kota. Cuma kalau sudah penuh tempat penyimpanan (darah)-nya stop dulu, kalaupun ada orang yang ingin donor kita minta minggu berikutnya,” jelas Adang. (adv/rie)

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan