Hadadi menyebutkan, sebagai langkah awal dimulainya progam AMS, pihaknya akan melakukan pertemuan dengan berbagai pihak. Sebab, koordinasi dengan guru pendidikan agama, tokoh-tokoh di pesantren, termasuk pelaku pendidikan lainnya dinilai penting dilakukan.
”Tujuannya untuk membuat standarisasi yang akan diterapkan pada program ini. Sehingga program ini tidak melanggar aturan dan juga memberi banyak manfaat kepada siswa ke depannya,” kata dia.
Program tersebut, kata dia, akan lebih dulu diterapkan di sebanyak 800 sekolah negeri serta swasta yang ada di Jawa Barat. Sementara untuk anggaran yang diperlukan, Hadadi mengaku belum mengetahui secara pasti besaran nominal untuk merealisasikan program AMS.
”Nanti guru-guru yang sudah diperkuat kemampuannya yang memberi pengajaran agar sesuai dengan kurikulum. Dari pesantren itu sifatnya narasumber dan memberi masukan kepada para guru-guru,” kata dia. (mg1/ign)