Jika pembangunan jalan tersebut dilaksanakan dengan menggunakan APBD, dipastikan tidak bisa diselesaikan dalam tempo waktu lima tahun saja. Namun melalui pinjaman ke bank infrastruktur pusat, hal itu bisa diatasi dengan waktu yang tidak terlalu lama.
“Insya Allah, tahun 2019 jalan di KBB bisa mulus dengan anggaran pinjaman ke bank,” ujarnya.
Hengki memaparkan, untuk membuat jalan mulus bisa dilakukan dengan cara dibeton atau dihotmix. Hasil penghitungannya, anggaran yang dibutuhkan untuk proses pembangunan dengan dibeton Rp 2 miliar/kilometer. Sedangkan untuk hotmix Rp 1 miliar/kilometer. Keduanya ditambah dengan anggaran bangunan pelengkap (TPT) Rp 500 juta/kilometer.
Untuk menyelesaikan seluruh jalan kabupaten, dibutuhkan anggaran untuk beton Rp 525.05 miliar dan untuk hotmix sebesar Rp 315.03 miliar, masing-masing plus TPT sebesar Rp 500 juta.
Dikatakannya, untuk penyelesaian seluruh jalan di KBB, tiap tahunnya dibutuhkan anggaran sebesar Rp 97,3 miliar, ditambah dana pemeliharaannya sebesar Rp 20 miliar. Dengan demikian total anggaran yang dibutuhkan untuk jalan KBB supaya mulus sebesar Rp 110 miliar/ tahun.
Anggaran tersebut, kata Hengki bisa dibackup dengan pinjaman dari bank infrastruktur dengan bunga relatif terjangkau. Pembangunan jalan dengan skema pinjaman dari bank, dinilainya cukup realistis.
“Karena untuk mewujudkan jalan mulus itu harus juga didorong oleh anggaran yang maksimal,” tandasnya. (adv/drx)