Pelajar Kota Bandung Tangkal LGBT dengan Ikrar Bandung Santun

”Termasuk saling mengingatkan ketika ada yang salah. Kalau pun tidak bisa ditegur oleh temannya, maka guru konseling yang berperan mengajarkan. Intinya kita harus menciptakan suasana yang selalu positif,” urainya.

Plh Sekretaris Daerah Kota Bandung Evi S. Shaleha mengatakan, belajar di luar kelas penting dilakukan supaya anak tetap bersemangat belajar. Tapi yang lebih utama, ada pribadi dari siswa itu sendiri. ”Kalau mau jadi pemimpin yang jujur, pupuk kepada siswa nilai-nilai kesopanan. Harapannya, ketika mereka menggantikan kita nanti, sudah memiliki pondasi yang baik,” kata Evie.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 2 Bandung Agus Zaeni Saeful mengatakan, Ikrar Bandung Santun semakin mengakuatkan nilai-nilai pembelajaran di sekolahnya. Terlebih, sekolahnya sudah memperoleh penghargaan sebagai Sekolah Ramah Anak dari Pemerintah Kota Bandung.

”Ini jadi tugas bersama, guru dan orangtua untuk bisa menanamkan lima karakter baik dari Ikrar Bandung Santun. Yaitu anak Bandung cageur, bageur, bener, pinter dan singer,” tandasnya.

Di bagian lain, Clarrisa Faza Audrina siswi kelas 7 F mengaku, senang dengan kegiatan belajar luar kelas. Sebab, dia bisa belajar sambil refresh. ”Rame kak. Lagian belajar di kelas terus, sumpek,” kata Clarrisa kepada Jabar Ekspres. Bagi bungsu dari tiga bersaudara ini, kegiatan belajar di luar kelas perlu ditetap dalam kurikulum. Biar pembelajaran terasa lebih fun dan tidak stres dengan padatnya mata pelajaran per hari.

Di balik itu, dia juga mengaku mendukung Ikrar Bandung Santun. Sejauh ini, Clarrisa mengaku, sudah mendapatkan banyak ilmu mengenai nilai-nilai luhur kepribadian di sekolah. ”Yang terpenting kan di kitanya masing-masing ya. Buat saya, menguatkan sopan santun itu bukan hanya di sekolah, tapi juga di rumah dan ketika gaul di bareng temen-temen,” pungkasnya. (rie)

Tinggalkan Balasan