NGAMPRAH– Seluruh peternak unggas di Kabupaten Bandung Barat diminta lebih waspada terhadap potensi penyebaran virus avian influenza yang menyebabkan penyakit flu burung lantaran saat ini sudah memasuki peralihan musim hujan. Antisipasi bisa dilakukan di antaranya dengan menjaga kebersihan kandang serta memberi vitamin bagi unggas.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan pada Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bandung Barat Wiwin Aprianti menjelaskan, penyakit flu burung rentan menyerang pada musim pancaroba. “Mulai dari kandang yang harus bersih begitu juga kesehatan hewan yang harus tetap terjaga menjadi hal utama untuk menghindari flu burung tersebut,” ujarnya di Ngamprah, Rabu (31/10).
Dia menuturkan, sejak awal tahun hingga September kemarin, tercatat 615 unggas mati mendadak. Itu terdiri atas 120 ayam pada Januari di Batujajar, 400 ayam pada Februari di Gununghalu, dan 95 ayam pada September kemarin di Cisarua.
Kematian mendadak ratusan unggas pada kasus pertama dan kedua terjadi saat peralihan musim hujan memasuki kemarau. Sementara pada kasus ketiga, kematian unggas akibat kondisi kandang yang tidak memadai.
“Setelah kami cek, ternyata penyebabnya bukan flu burung, tetapi newcastle disease atau tetelo. Sementara pada September kemarin, itu disebabkan kandang yang terlalu panas karena kurang ventilasi,” ujarnya.
Dengan kejadian itu, pihaknya melakukan sterilisasi kandang, memberi disinfektan serta vitamin bagi sejumlah unggas yang tersisa. Cara tersebut cukup efektif menghentikan penyebaran virus penyebab tetelo.
Wiwin mengimbau agar para peternak ataupun masyarakat segera melapor jika menemukan unggas mati mendadak. “Walaupun yang mati cuma 1 ekor, laporkan saja. Supaya kami bisa langsung cek. Sebab, dari 1 ekor saja, virus bisa menyebar,” tuturnya.
Saat ini, Dinas Perikanan dan Peternakan KBB memiliki 16 petugas Unit Reaksi Cepat yang siap siaga mengatasi dan mencegah penyebaran virus yang menyerang ternak. Khusus untuk mencegah flu burung, pihaknya juga sudah menyediakan vaksin yang bisa diberikan berdasarkan permintaan.
Dia menambahkan, saat ini tercatat sekitar 4 juta populasi ayam ras dan kampung, tersebar di sejumlah kecamatan, seperti Cipongkor, Cihampelas, Cikalongwetan, dan Sindangkerta. “Populasi unggas terbanyak di beberapa kecamatan menjadi perhatian bersama antara pemerintah dengan pemilik ternak. Karena jika tidak terpantau baik, khawatirnya bisa terjadi adanya kasus flu burung,” pungkasnya. (drx)