“Pastinya kami akan menghadirkan kembali gelaran tersebut dengan konsep yang berbeda dan akan dinantikan oleh masyarakat Jawa Barat,” kata Tries Pondang.
Jalannya perhelatan memang terbukti meriah. Masyarakat dari berbagai kalangan pun saling berbaur dan menikmati setiap pertunjukan yang disajikan.
Mulai dari Kecapi Jenaka, Gondang Arumba, Rampak Kendang Padepokan, Seni Dangiang Mustika Sari, Bodoran Calung, Papuri Ethno Proggerisive, Papuri Dancer, Ega Robot Ethnic Percussion, enampilan tarian Sandrina, Pencak Silat, hingga pertunjukan Angklung Saung Udjo, dan lainnya.
Serta yang dipaling ditunggu kehadirannya adalah penampilan dari Sandrina, musisi senior Nuki, Ega Robot, dan Doel Sumbang yang membuat suasana Lapangan Grand Pangandaran semakin riuh.
Sebelum tampil, Sandrina ingin mengajak generasi muda Pangandaran untuk melestarikan kebudayaan Seni Sunda seperti Tari Jaipongan dan kesenian Sunda lainnya.
Musisi senior, Doel Sumbang pun mengaku, dirinya sangat bangga selalu tampil digelaran Napak Jagat Pasundan Coklat Kita. Sejak awal ada Napak Jagat Pasundan, yakni sejak 2013, Doel selalu diminta membawakan lagu-lagu berbahasa Sunda untuk tampil di atas panggung spektakuler dan tata artistik yang sangat hebat.
“Gelaran ini tentu menjadi sebuah penghargaan bagi kita semua yang ingin melestarikan budaya Sunda. Oleh arena itu, semua seniman termasuk saya tentu berupaya menampilkan yang terbaik di even ini untuk masyarakat, Coklat Kita , dan untuk kita sendiri. Saya kagum kepada Coklat Kita yang sudah begitu besar tapi masih peduli untuk melestarikan dan mengapresiasi budaya daerah, termasuk budaya Sunda,” jelas Doel Sumbang.
Di tempat yang sama, seniman Karang Taruna Cikoranji dari Komunitas Coklat Kita, Yanto Harianto, mengatakan, alasan dipilihnya Kabupaten Pangandaran sebagai kota pamungkas Napak Jagat Pasundan, karena Pangandaran memiliki nilai budaya dan kearifan lokal yang tinggi.
“Dengan membawa semangat kebersamaan, gelaran ini lahir dari kepedulian Coklat Kita terhadap nilai-nilai budaya Sunda. Lewat kebersamaan itulah, gelaran ini hadir di tengah-tengah masyarakat di tujuh daerah Jawa Barat sejak Mei 2018,” ujar Yanto. (adv/rie)