NGAMPRAH– Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna menolak keras kompensasi berbentuk uang yang akan diberikan PT. Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) terkait perluasan Transit Oriented Development (TOD) dan Kawasan Ekonomi Terpadu (KEK) di Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat. Bupati beralasan, kompensasi itu jauh dari harapan masyarakat Bandung Barat.
“Informasinya ,PT KCIC itu akan memberikan bantuan atau semacam kompensasi sebesar Rp 16,5 miliar untuk Bandung Barat. Jelas akan saya tolak. Uang sebesar itu cukup buat apa? Membangun apa?” tegas Bupati di Ngamprah, Minggu (21/10).
Bupati yang baru menjabat 20 September 2018 itu, lebih menginginkan PT. KCIC memberikan Community Development (Comdev) seperti yang dilakukan PT. PLN dalam pembangunan PLTA Upper Cisokan di Kecamatan Rongga dengan membangun infrastruktur jalan, rumah sakit, masjid dan sarana lainnya di wilayah selatan.
“Saya tidak minta dalam bentuk uang, tapi proyek pembangunan. Contoh PT PLN yang membangun PLTA Upper Cisokan sampai memberikan Comdev Rp 225 miliar. Pembangunannyapun mereka yang melakukan,” jelasnya.
Selain itu, kata orang nomor satu di Bandung Barat ini, keberadaan proyek Kereta Cepat di KBB saat ini lebih banyak kabar miring soal dampak negatif seperti banyaknya tenaga kerja asing asal China. Di sekitar proyek juga kerap terjadi gesekan antara pekerja asing dengan warga sekitar.
“Luas proyek PLTA Upper Cisokan hanya 450 hektare sementara PT KCIC membangun jaringan kereta cepat sekaligus dengan stasiun mencapai luas 2.800 hektare. Tadinya hanya 1.270 hektare namun PT KCIC minta perluasan,” paparnya.
Bupati berharap, PT. KCIC bisa bersinergis dengan Pemkab Bandung Barat untuk menggelontorkan comdev membangun peningkatan jalan Cikalongwetan-Cisarua senilai Rp 165 miliar. Jika sepakat dirinya meyakini jalan ini bukan hanya bermanfaat bagi warga sekitar, namun juga meningkatkan wisatawan asal Jakarta menuju Lembang menumpang Kereta Cepat.
“Silahkan PT KCIC yang membangunnya. Saya menganggap penting peningkatan akses jalan tersebut karena bisa menumbuhkan perekonomian masyarakat. Bahkan KCIC juga diuntungkan, karena penumpang yang turun di Walini dengan tujuan ke objek wisata ke Lembang dan sekitarnya jadi lebih mudah. Tidak harus memutar ke Kota Bandung, itu berarti orang Jakarta yang hendak berwisata bakal banyak yang menggunakan kereta cepat,” tandasnya. (drx)