LGBT Serang Kaum Muda

”Bisa dibagi saja untuk tahun ini dari 600 dibagi berapa bulan, hanya puluhan. Memang tidak signifikan tambahannya, tapi perlu dicatat, angkanya tertus bertambah,” ujar Tedi usai rapat koordinasi di Kantor Komisi Penanggulangan HIV/AIDS, kemarin (10/10).

Menurutnya, dengan bertambahnya jumlah gay tersebut, kini total gay yang sudah tercatat mencapai 3.452 orang, sementara tahun sebelumnya sudah mencapai lebih dari 2.000 orang. Dengan 47 persen di antaranya merupakan penduduk usia 17-24 tahun.

”Usia 25 hingga 50 tahun ini di angka 45 persen, selanjutnya di usia lanjut, tapi tak banyak. Beberapa juga ada di usia SMP,” kata dia.

Dia memaparkan para gay atau LSL tersebut sudah memiliki perkumpulan atau komunitas sendiri. Ada beberapa tempat keramaian yang menjadi tempat berkumpulnya komunitas tersebut. ”Untuk lokasinya kami tidak bisa menyebutkan, tapi ada di beberapa pusat keramaian,” kata dia.

Tedi Menjelaskan, setiap pelaku seks menyimpang cenderung akan mencari target baru. Mereka yang sedang tidak memiliki tujuan ataupun tengah menjalani masalah di keluarga biasanya akan mudah dibujuk untuk menjadi pengidap seks menyimpang juga.

”Mulanya akan diajak komunikasi secara intens, kemudian dibelikan barang, kuota internet dan lainnya. Hingga pada akhirnya melakukan seks sesama jenis dan selanjutnya akan menjadi perilaku yang menerap atau juga jadi pelaku seks menyimpang,” kata dia.

Sayangnya, lanjut dia, tidak ada ciri khusus yang bisa terlihat dari pelaku seks menyimpang ini. Alasannya meskipun sedikit kemayu atau lebay belum tentu dia gay, begitupun yang terlihat maskulin belum tentu normal, bisa jadi merupakan gay.

Maka dari itu, orangtua harus lebih waspada dengan terus mengawasi perilaku anaknya. Minimalnya dengan memeriksa telepon pintar, jika ditemukan ada percakapan dengan sesama jenis yang menjurus pada seks menyimpang atau aplikasi khusus bagi kaum gay, anak tersebut perlu segera dibimbing dan dibina agar tidak terjerumus lebih jauh.

Kepala Bidang Advokasi dan Penganan Perkara Pusat Pelayanan Terpadu dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Cianjur, menyebutkan, di tahun ini, pihaknya mendapatkan laporan masuk terkait anak yang hampir bergabung dengan kelompok gay.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan