Perusahaan Pailit 3.000 Buruh Demo

CIMAHI – Sebanyak 3.000 buruh pabrik PT Matahari Sentosa Jaya melakukan aksi unjuk rasa di area pabrik yang berlokasi di Jalan Djoy­odikromo, Kota Cimahi pada Kamis (4/10).

Buruh pabrik yang bekerja di pabrik kaos kaki tersebut menuntut pembayaran upah kerja mereka yang sudah dua bulan ini belum dibayarkan oleh pihak perusahaan.

Para buruh memblokade gerbang pintu masuk pabrik. Semua buruh akan tetap mela­kukan aksi mogok kerja hing­ga tuntutan mereka dipenuhi pihak perusahaan.

Ketua Pengurus Unit Kerja (PUK) Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kota Cimahi, Ikin Wahyudin mengatakan, aksi mogok kerja yang dila­kukan para buruh lantaran kecewa terhadap perusahaan yang belum membayarkan upah mereka.

”Kita ini para buruh kecewa dengan pihak manajemen yang belum membayarkan upah dalam 2 (dua) bulan terakhir,” kata Ikin disela-sela aksi.

Total buruh yang bekerja di PT Matahari Sentosa Jaya mencapai 4.000 jiwa. Status­nya didominasi oleh pekerja kontrak. Selain upah belum dibayar, ternyata masih ba­nyak buruh yang masih di­bayat jauh dari Upah Minimum Kota (UMK) Cimahi.

”Bahkan, perusahaan hanya sanggup mencicil upah seba­gian buruh sebesar Rp 700 ribu untuk satu orang,” ungkap Ikin.

Belum dibayarkannya upah para buruh diduga karena kondisi perusahaan yang beroperasi sejak tahun 1990 itu tengah dalam kondisi krisis finansial. ”Perusahaan mungkin dalam kondisi pai­lit,” ucapnya.

Tiga bulan sebelumnya, te­patnya Juli 2018, ribuan buruh PT Matahari Sentosa Jaya juga menggelar aksi di tempat sama. ”Tuntutan saat itu ialah mengenai tertundanya pembayaran Tunjangan Ha­ri Raya (THR),” tandasnya.

Sementara itu, Dinas Kete­nagakerjaan dan Transmigra­si (Disnakertrans) Kota Cimahi menyebutkan, permasalahan PT Matahari Sentosa Jaya su­dah berlangsung lama ter­kait masalah finansial.

”Itu masalah sudah lama dengan kondisi perusahaan Matahari seperti itu. Kayanya (kondisi keuangan) agak be­rat,” ujar Kepala Bidang Hu­bungan Industrial Disnaker­trans Cimahi, Asep Herman saat dihubungi via sambung­an telpon, Kamis (4/10).

Asep mengklaim, pihaknya sudah berkali-kali memper­temukan antara pihak peru­sahaan dengan perwakilan pekerja, termasuk soal aksi tuntuan upah terakhir yang belum dibayarkan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan