BANDUNG – Komisioner Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Jawa Barat Lolly Suhenti mengatakan, dengan tingginya potensi pelanggaran dan sengketa pada Pemilu 2019 di Jawa Barat, perlu adanya antisipasi sejak awal. Salah satunya, kata dia, dengan mengedepankan strategi pencegahan.
”Bawaslu RI baru saja meluncurkan Indeks Kerawanan Pemilu 2019. Jawa Barat memiliki indeks kerawanan sedang jika dilihat secara provinsi. Akan tetapi di beberapa daerah kabupaten/kota seperti, Purwakarta, Kuningan, Tasik, Cianjur dalam beberapa dimensi dan sub dimensi termasuk dalam kategori rawan tinggi,” kata Lolly di Kantor Bawaslu Jabar, Jalan Turangga Kota Bandung.
Dalam kesempatan itu pun dia menyebutkan pentingnya peranan media dalam mengawal pemilu serentak 2019. ”Bawaslu Jabar memahami bahwa kehadiran media menjadi penting, karena media sangat berperan strategis dalam memberikan edukasi, informasi bagi masyarakat sekaligus sebagai fungsi kontrol dalam rangka pengawasan Pemilu,” sambungnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, sampai saat ini sejak tahapan Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019, Bawaslu Jabar sudah menangani Satu laporan dugaan pelanggaran, dan Delapan proses penyelesaian sengketa. Padahal kampanye baru dimulai dan waktunya masih sangat panjang.
”Dengan kondisi ini, sangat penting peran dan fungsi pencegahan Bawaslu melalui konsep pengawasan partisipatif yang membutuhkan dukungan banyak pihak. Dalam hal ini, beberapa kali kami mengundang tokoh agama, mahasiswa, dan jurnalis untuk bekerjasama dalam melakukan pengawasan partisipatif,” pungkasnya. (yud/ign)