Terlempar Dua Meter saat Gempa

Keesokan harinya dia kembali mendatangi empat rumah sakit. Sesuai jadwal, 30 September, istrinya sudah standby di rumah sakit atau puskesmas untuk melahirkan. Dia mengaku sudah mengetahui kandungan istrinya berisi tiga calon bayi sejak usia kandungan empat bulan.

Senin, 1 Oktober pagi, dia bersama istrinya ke Bandara SIS Al Jufrie. Tujuannya ke Makassar untuk melahirkan.

Kondisi bandara juga sudah sangat ramai. Warga berdesak-desakan di ruang tunggu.

”Sebelum naik pesawat disuruh bolak-balik sebanyak empat kali dari ruang tunggu menuju pesawat. Harus ditandu. Jarak 100 meter dari pesawat. Semua mau naik pesawat sampai ditunda berkali-kali,” katanya.

Istrinya sudah sempat menyerah saat disuruh kembali ke ruang tunggu untuk kedua kalinya. Empat kali pulang balik ke ruang tunggu.

”Setelah kejadian itu dia sudah menyerah. Dia bilang tidak usah lanjut ke Makassar. Biar melahirkan di sini,” katanya.

Karena dalam kondisi hamil besar, dia dan istrinya jadi prioritas naik ke pesawat. Di pesawat hercules yang tidak ada fasilitas, dia mengaku pasrah.

”Saya minta ke pihak penerbangan supaya bisa dikasi baring. Kandungannya sudah mulai kontraksi sedikit-sedikit jadi tidak bisa duduk. Tiba pukul 14.15 Wita dan langsung ke sini (RSUD Daya),” katanya.

Setelah perjuangan panjang, istrinya melahirkan dengan selamat.  “Alhamdulilah lahir kembar tiga saat ada bencana,” tuturnya. (*/rif/ign)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan