”Untuk teknis komunikasi dengan partai pengusung Jokowi-Ma’ruf nanti ada Pak Abdy dan Pak Waras. Saya fokus membangun simpul jaringan secara teritorial,” kata Dedi Hal tersebut dia sampaikan di sela diskusi bersama jajaran tim inti pemenangan di Kantor DPD Golkar Jawa Barat, Jalan Maskumambang, Kota Bandung, kemarin (21/9).
Menurut Dedi, pola kampanye yang akan TKD Jokowi-Ma’ruf Jawa Barat lakukan bernama ‘Heuheuy Deudeuh’. Pola itu berisi jenis ”soft campaign” yang mempersuasif calon pemilih presiden pejawat tersebut.
”Ah pokok na mah jadi ‘heuheuy deudeuh’ (istilah Sunda untuk orang yang tertawa bahagia). Artinya, gak boleh berat-berat. Masalah yang mendera masyarakat kita sudah banyak, jangan ditambah dengan memperuncing tatanan sosial. Kita fokus saja sampaikan keberhasilan Pak Jokowi,” katanya.
Ketua DPD Golkar Jawa Barat itu menjelaskan teknis dari metode andalannya tersebut. Dia berujar aspek mendorong kebahagiaan rakyat Jawa Barat harus tersentuh kebijakan Joko Widodo. Sebab, kebahagiaan bersifat personal, maka pendekatan kampanye pun akan memiliki sifat yang sama.
”Door to door kita sampaikan langsung. Pak Jokowi ini kan sosok original karena berasal dari rakyat. Beliau meniti karir sebagai tukang kayu kemudian pengusaha mebel, wali kota, gubernur, lalu presiden. Itu cermin ikhtiar yang melahirkan kebahagiaan, ada inspirasi,” ujarnya.
Kampanye yang dilancarkan tim dan relawan Jokowi-Ma’ruf juga harus berbasis kebahagiaan. Meskipun, kampanye negatif bahkan kampanye hitam kita berseliweran di darat maupun udara.
Dua jenis kampanye untuk mendegradasi lawan politik itu pernah dialami Dedi Mulyadi di Pilgub 2018 lalu. ”Ya, senyumin aja. Kita mah menawarkan politik kebahagiaan. Kalau difitnah, diterpa isu hoax, senyumin aja. Masyarakat Jawa Barat sudah sangat cerdas soal hal begitu,” tuturnya.
Figur Joko Widodo menurut Dedi, memiliki chemistry yang kuat dengan karakter pemilih di Jawa Barat. Di antaranya, dia sering melakukan kegiatan blusukan. Kegiatan tersebut dalam terminologi orang Jawa Barat disebut ”kukurusukan”.
”Orang Jawa Barat itu senang ditemui secara langsung. Saya sendiri senang melakukan kegiatan itu. Nah, chemistry karakter ini kita dorong. Karena itu, gerakan dari kampung ke kampung, dari rumah ke rumah itu perlu kita efektifkan tujuh bulan ini,” tuturnya.